web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bersukacita Merawat Iman

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Jambore Remaja Keuskupan Agats mengajak anak-anak dan remaja untuk tetap bertahan dalam iman dan menjadi agen sukacita dalam hidup bermasyarakat.

Membangun Asmat harus diletakkan di atas dasar persaudaraan yang kuat dan luas. Vikaris Jenderal Keuskupan Agats, Pastor Vince Cole MM mengatakan, “Sebelum pertemuan ini, kalian akan berkata, ‘saya Kenok, kamu Bismam dan seterusnya’. Saya berharap, kalian akan berkata, ‘Kita Asmat, kita satu tujuan.”

Pastor Vince mengatakan hal ini pada pembukaan Jambore Remaja Keuskupan Agats, Selasa-Jumat 11-14/6. Jambore yang bertempat di Aula SMP YPPK St. Yohanis Pemandi Agats ini dalam rangka Menyambut Yubileum 50 tahun Keuskupan Agats. Kegiatan ini diinisiasi Karya Kepausan Indonesia (KKI) Keuskupan Agats. Acara ini juga dihadiri Bupati Asmat Elisa Kambu.

Pererat Persaudaraan
Masa depan Asmat ada di tangan generasi muda. Untuk itu, lanjut Pastor Vince orang muda harus bergerak aktif dalam membangun Asmats.

“Dengan tangan itu, kamu dapat membentuk masa depan Asmat yang terang, sejarahtera. Tempat di mana orang hidup damai dan rukun. Tempat di mana kamu orang Asmat diposisi sebagai tuan tanah di daerahmu sendiri. Tempat di mana nilai-nilai budaya yang luhur dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan. Tempat di mana alam dengan segala isinya yang diberikan Tuhan Allah dijaga dengan baik supaya makin subur dan banyak isinya melalui tangan-tangan kalian, ” tutur Pastor Vince.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Pastor Vince menegaskan, bahwa untuk membangun masa depan Asmat sebagaimana yang diharapkan tersebut orang harus berada dalam persaudaraan yang kuat dan luas. Untuk bisa memberi bentuk yang baik pada masa depan Asmat, kaum muda harus bersaudara. Kaum muda harus berteman dan bersama membangun dasar persaudaraan yang kuat dan jangkauannya luas.

“Saya yakin, sebelum kegiatan ini, kalau orang Joerat bertemu dengan orang Kenok, kurang lebih akan bilang, ‘der kenok, wer Joerat. Atau der Bismam, wer Bestbcembub dan seterusnya.’ Artinya, saya Kenok, kamu Bismam. Fokusnya pada perbedaan. Harapan saya melalui kegiatan ini, kalau memang sebelumnya demikian, nanti waktu kamu pulang kata wer dan der kamu tidak akan pakai lagi kalau bertemu dengan teman dari rumpun lain,” tegas imam yang berkarya di Paroki Sawa Erma ini.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Di akhir pesannya, Pastor Vince mengajak kaum remaja Keuskupan Agats mengatakan, “Dar Asmat. Kita Asmat. Kita satu. Kita saudara. Kita satu tujuan. Kita mau membangun daerah ini berdasarkan persaudaraan.” Ungkapan ini adalah ikrar persaudaraan anak-anak remaja untuk tetap bersama membangun Gereja dan masyarakat.

Setelah peserta jambore kembali ke kampung masing-masing, mereka dapat bercerita dengan sukacita, bahwa mereka telah memiliki teman-teman di wilayah lain di tanah lumpur Asmat.

“Bukti keberhasilan kegiatan ini, kalau pada saat kamu pulang dan cerita kepada orang tua bahwa kamu punya banyak teman di kampung-kampung lain. Dengan cara demikian, persaudaraan mulai berkembang dan jangkauannya menjadi lebih luas,” tegas Pastor Vince.

Doa dan Syukur
Pastor Efron Lumba Gaol OSC yang memimpin Misa pembukaan mengajak anak-anak remaja untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Allah. Ia juga berharap, agar jambore remaja ini menjadi momentum bagi anak-anak remaja se-Keuskupan Agats untuk saling mengenal satu sama lain. “Kita di sini untuk belajar saling mengenak dalam Kristus,” tuturnya.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sementara itu, Toni Sarkol mengatakan, kemajuan Asmat saat ini bisa terjadi karena kehadiran para misionaris Katolik, para guru agama, dan katekis. Tetapi, saat ini, kondisi pendidikan, kesehatan, kematangan kepribadian dan kedewasaan kerohanian dalam kehidupan menggereja kaum remaja masih memprihatinkan. Toni berbicara mewakili Direktris KKI Keuskupan Agats Sr. M. Stanisla FSGM,

Toni melanjutkan, minimnya partisipasi dalam kegiatan kerohanian di lingkungan organisasi dan Gereja setempat menjadi salah satu alasan diadaknnya jambore ini. “Maka Jambore ini mengajak anak dan remaja untuk belajar bersukacita merawat iman,” ujarnya.

Senada dengan itu, Bupati Asmat, Elisa Kambu dalam sambutannya mengajak para peserta jambore untuk senantiasa bersyukur kepada Allah. Elisa mengajak anak-anak remaja untuk saling mengenal satu sama lain selama kegiatan jambore. Ia juga berharap agar anak-anak saling berbagi pengalaman agar kehidupan menggereja terus hidup di Agats.

Petrus Pit Supardi (Agats)

HIDUP NO.25 2019, 23 Juni 2019

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles