HIDUPKATOLIK.com – Culture of insult atau bisa disebut juga “budaya saling menghina” sedang marak terjadi sekarang-sekarang ini. Perbedaan suku, agama dan ras yang tadinya hal biasa, mendadak menjadi permasalahan. Hal ini membuat Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Mgr Miguel Ángel Ayuso Guixot perihatin.
Dalam dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban yang diselenggarakan oleh tiga belas Duta Besar Asia dengan Utusan Khusus Presiden RI, Syafiq A. Mughni di Vatikan (17/6), Mgr Ayuso mengawali dengan latar belakang dokumen bersejarah Human Fraternityfor World Peace and LivingTogether atau dikenal sebagai Deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Ahmad Al-Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar, pada 4 Februari 2019 silam.
Mgr Ayuso mengungkapkan bahwa di tengah dunia yang sedang “sakit” ini mutlak diperlukan upaya bersama dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat dan pesan ini perlu secara terus menerus disampaikan kepada pemerintah semua negara untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Syafiq menjelaskan upaya pemerintah Indonesia melakukan penguatan Islam Wasatiyyah, sebuah konsep Islam moderat. Dilansir dari Wikipedia, wasatiyaah merupakan kata dalam bahasa Arab, yang berarti tengah, pusat dan seimbang. Kemudian dalam konteks Islam, kata ini merujuk pada sikap dan tingkah laku yang ideal.
Seperti yang dilaporkan oleh Pelaksana Fungsi, Penerangan, Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar RI untuk Vatikan, Muhammad Ferdien kepada redaksi hidupkatolik.com melalui email, Syafiq menuturkan, sesungguhanya Islam adalah agama wasatiyyah, namun ada sebagian kelompok yang membawa Islam ke pemahaman dan pengamalan agama yang ekstrem (tatarruf atau ghuluw).
Menurut Syafig, dengan mempromosikan Islam Wasatiyyah, mampu menghentikan ekstremis medan radikalisme, dan dengan demikian bisa menahan laju Islamofobia. Islam Wasatiyyah dapat dikembangkan menjadi arus utama untuk menahan terjadinya clash of civilization (perselisihan budaya). Tidak hanya itu, Islam Wasatiyyah menekankan prinsip-prinsip kemanusiaan yang bisa mempertemukan agama-agama tanpa mempersoalkan perbedaan.
Hari ini (Selasa, 18/6) berdasarkan Siaran Pers KBRI Vatikan Syafiq menjadi salah satu pembicara dalam Seminar Internasional Interreligious Dialogue: Perspectives from Asia yang diselenggarakan di Universitas Urbaniana, Roma. Diharapkan delegasi nantinya dapat bertemu Paus Fransiskus dalam kesempatan audiensi umum pada Rabu 19 Juni 2019.
Karina Chrisyantia