HIDUPKATOLIK.com – Semasa pendidikan, ia dikenal sebagai siswa cerdas. Di dalam dingin penjara, ia menunjukkan kesetiaan imannya.
Musim dingin tahun 1955, udara terasa jauh lebih menusuk dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pemerintahan Komunis Romania semakin menancapkan pengaruhnya menghancurkan unsur-unsur agama di negara itu, terutama Gereja Katolik. Banyak imam bahkan uskup telah ditangkap dan dipenjara.
Pada suatu malam masih di tahun yang sama, sakit yang diderita Mgr Titus Liviu Chinezu semakin parah. Apalagi saat itu berada di dalam penjara, ia tidak dapat memperoleh perawatan yang memadai. Di malam itu, dari mulutnya keluar ludah-ludah darah, mungkin karena tuberkulosis yang semakin menggerogoti raganya.
Alih-alih menyediakan pengobatan untuk Uskup Tituler Regiana itu, kepala penjara Vasile Ciolpan memindahkan Mgr Liviu ke sebuah sel di sayap kanan Penjara Sighet. Di tempat itu, sang uskup membeku dan tak lama kemudian ia meninggal pada 15 Januari 1955. Kematian Mgr Liviu ini menjadi satu bukti kekejaman Pemerintah Komunis Rumania ketika itu, namun darah yang tercurah ini, akhirnya menjadi jiwa yang menyuburkan iman Gereja Katolik di Romania.
Siswa Cerdas
Titus Liviu Chinezu lahir pada tahun 1904 di Huduc (sekarang Maioreşti), Mureş, Rumania. Sang ayah adalah seorang pendeta Katolik-Yunani. Pada usia sekolah dasar, Liviu memiliki kehidupan yang sulit. Ia harus berjalan kaki setiap hari membelah salju menuju sekolah dasar di desa tetangga.
Di bangku Sekolah Menengah Atas St Basil, Blaj, Liviu dikenal karena kecerdasannya di kalangan para guru. Ia terkenal sebagai siswa pekerja keras, tepat waktu, dan bersemangat. Dengan ini, sudah terlihat di dalam dirinya jiwa seorang pemimpin.
Di sekolah ini juga, ia berteman dengan Ioan Suciu, Ioan Miclea, Nicolae Mărgineanu, dan John Elang. Teman-teman Liviu ini kelak menjadi orang-orang terkenal di Rumania. Di antara mereka ada yang menjadi uskup, filsuf, psikolog, dan pendeta.
Liviu dikenal sangat ramah di antara teman-temannya. Ia juga seorang pendengar yang cermat, setiap kata-kata yang disampaikan orang lain, mampu ditangkapnya dengan sempurna. Ia juga siswa yang rendah hati, ia tidak pernah marah pada siapa pun. Saat ingin berpendapat, itu bukan sebuah penghakiman, namun lebih sebagai usul bagi lawan bicaranya. Dengan cara ini, alhasil ia diterima baik oleh teman-temannya.
Setelah menyelesaikan SMA pada tahun 1925, Liviu dan Ioan dikirim studi teologi di St Kolese Athanasius, Roma, Italia. Setelah itu, mereka melanjutkan pendidikan sebagai calon imam di Institut Kepausan Angelicum. Pada masa ini, kehidupan Liviu terus tumbuh baik dalam studi maupun dalam kehidupan rohani. Ia berjuang untuk dapat masuk Serikat Yesus meski keinginan ini akhirnya ditentang Uskup Agung Făgăraș dan Alba Iulia, Mgr Vasile Suciu.
Setelah menjalani masa studinya dengan tekun, Liviu berhasil meraih gelar Doktor Teologi pada tahun 1930. Ia lalu ditahbiskan menjadi imam Keuskupan Agung Făgăraș dan Alba Iulia pada tanggal 31 Januari 1930 di Roma. Keuskupan ini adalah bagian dari Gereja Katolik Yunani-Romania yang menghidupi Ritus Bizantium.
Saat itu, Keuskupan Agung Făgăraș dan Alba Iulia berstatus keuskupan agung mayor, yaitu sebuah hierarki Gereja yang otonom namun berada dalam satu kesatuan dengan Tahta Suci Vatikan. Meski begitu, uskup di keuskupan ini tetap memiliki hak-hak istimewa seperti patriark Gereja Timur.
Cengkeraman Komunis
Setelah ditahbiskan, Pastor Liviu ditugaskan sebagai dosen agama di Școala Normală de Învățători di Blaj. Pada tahun 1937, ia dipindahkan ke Akademi Teologi Tritunggal Maha Kudus Blaj. Awalnya ia mengajar di fakultas apologetik namun belakangan ia juga mengajar filsafat. Di sekolah ini, ia juga berperan sebagai prefek studi.
Pada masa ini, Pastor Liviu telah menerbitkan banyak artikel pedagogis di surat kabar dan majalah. Ia juga punya perhatian bagi peningkatkan kehidupan spiritual kaum muda. Satu sosok orang kudus idolanya adalah Santa Theresa de Avila. Salah satu kesaksian mengatakan, Pastor Liviu pernah menghasilkan karyakarya lain berdasar refleksi Santa Theresia dari Avila. Saat Pastor Liviu dipenjara di Sighet, ia berharap, jika ia bebas, ia akan berziarah ke makam orang suci ini.
Karya Pastor Liviu dalam dunia pendidikan berjalan beriringan dengan gejolak komunisme di Rumania. Gereja Katolik pun tidak dapat lari dari represi yang harus diterima di bawah pemerintahan komunis ini. Dari waktu ke waktu, pemerintahan mulai menangkap para imam bahkan uskup.
Pada 28 Oktober 1948 Pastor Liviu ditangkap dan dibawa ke Biara Neamţ, bersama dengan 25 imam Katolik-Yunani lainnya. Kemudian, ia dipindahkan ke Căldăruşani. Di tempat ini, kemudian menyusul beberapa uskup Katolik-Yunani dibawa. Pada tanggal 3 Desember 1949, ia ditahbiskan sebagai uskup atas rekomendasi Mgr Ioan Ploscaru. Ia lalu bergelar Uskup Titular Regiana. Ia ditahbiskan oleh uskup-uskup yang saat itu sama-sama dipenjara. Meski tahbisan ini dirahasiakan, namun akhirnya pihak keamanan penjara mengetahuinya.
Mgr Liviu lalu dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan di Sighet. Karena rezim komunis dan juga karena wabah kelaparan, serta dingin, ia pun jatuh sakit. Petugas kesehatan penjara, dengan kedok membawanya ke rumah sakit, mengisolasinya di sel besar tanpa pemanas ruangan. Setelah dua hari, meninggal membeku. Dia dimakamkan tanpa peti mati di malam hari di Makam Kaum Miskin tanpa diketahui tempatnya.
Berkat Revolusi Rumania tahun 1989 yang diperkuat dengan Undang-undang Normatif 9/13, yang menyatakan Gereja Katolik Yunani sebagai organisasi terlarang dihapuskan. Pelan tapi pasti, harta benda Gereja kembali kepada pemilik sejatinya. Kendati begitu, di sana-sini banyak umat lebih memilih menjadi anggota Gereja Ortodoks. Mereka inilah yang kemudian menjadi anggota Gereja Ortodoks Kripto Katolik di kawasan Utara Transilvania.
Proses beatifikasi para uskup ini dibuka oleh Keuskupan Agung Făgăraş dan Alba Iulia, Romania. Mgr Liviu diangkat sebagai venerabilis pada 19 Maret 2019. Para Uskup ini termasuk Mgr Liviu akan dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus pada 2 Juni 2019 mendatang.
Antonius E. Sugiyanto/Yusti H. Wuarmanuk
HIDUP NO.19 2019, 12 Mei 2019