HIDUPKATOLIK.com – Keempat martir merupakan model kehidupan Kristen. Mereka membiarkan diri dibimbing oleh-Nya.
Pastor Carlos Murias, Pastor Gabriel Longueville, dan katekis awam Wenceslao Pedernera dibunuh selama “Guerra Sucia” ‘perang kotor’ di Argentina antara tahun 1976-1983. Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus Kardinal Angelo Becciu memimpin Misa Beatifikasi ketiganya di La Rioja, Buenos Aires, Argentina, 27/4.
“Kesaksian hidup mereka menggagalkan klaim untuk hidup egois atau membangun model masyarakat yang tertutup dan tanpa mengacu pada nilai-nilai moral dan spiritual,” ungkapnya seperti dilansir www.vaticannews.va, (27/4). Ia menekankan bahwa para martir mendorong setiap orang untuk menjadi pewarta perdamaian, agen keadilan, dan saksi solidaritas.
Pada pertengahan tahun 1970-an di Argentina, ketika pasukan kematian sayap kanan menculik, menyiksa, dan membunuh siapa pun yang dicurigai sebagai ancaman politik atau idelogis terjadilah perang kotor. Sekitar 30.000 orang menghilang, sebagian besar adalah pelajar, anggota serikat pekerja, jurnalis, seniman, dan kaum klerus.
Uskup Enrique Angelelli menjadi korban. Putra imigran Italia ini melayani di Cordoba dan kemudian di La Rioja sebagai pusat pelayanan pertamanya untuk berfokus pada orang miskin dan tertindas. Ia mengerti telah masuk dalam daftar pasukan kematian. Ia pun sering mengatakan, “Sekarang giliran saya.” Kegundahannya terjadi. Pada tanggal 4
Agustus 1976 usai merayakan Misa untuk dua imam yang terbunuh, truknya terbalik dan langsung dibunuh di pinggir jalan. Kemudian pada tahun 2014, Pengadilan Argentina mengonfirmasi bahwa kematiannya merupakan tindakan yang direncakanakan sebagai hasil tindakan teror yang disponsori oleh negara.
Tidak hanya itu, Pastor Carlos de Dios Murias OFMConv dan misionaris Prancis, Pastor Gabriel Longueville bekerja bersama di paroki pedesaan untuk memperjuangkan isu keadilan sosial turut menjadi korban. Pada bulan Juli 1976, keduanya disiksa sampai mati dan tubuh mereka dimutilasi. Seminggu kemudian, seorang katekis awam, Wenceslao Pedernera, ditembak mati di depan istri dan tiga putrinya. Uskup Agung Buenos Aires saat itu, Jorge Bergoglio adalah orang pertama yang memanggil keempat orang ini sebagai martir ketika merayakan Misa peringatan untuk mereka di Katedral La Rioja.
Dalam homilinya saat Misa Beatifikasi, Kardinal Becciu menambahkan, keempat pria itu terbunuh karena upaya aktif mereka untuk mempromosikan keadilan Kristen. Pada saat pembunuhan mereka, lanjutnya, otoritas sipil melakukan semua yang mereka bisa untuk menghalangi komitmen terhadap keadilan sosial dan untuk meningkatkan martabat pribadi manusia.
Kardinal menyebut keempat martir ini sebagai model kehidupan Kristen. Teladan Uskup Angelelli telah mengajar kaum klerus hari ini untuk menjalankan pelayanan mereka dengan membakar kasih agar tetap kuat dalam iman. Selanjutnya, contoh dari kedua imam itu telah menasihati para imam hari ini untuk tidak berkompromi dan tetap setia dengan segala cara Kristus. Sedangkan sang katekis, ayah dari keluarga itu telah mengajar kaum awam untuk membedakan diri mereka dengan transparansi iman mereka. “Mereka semua telah membiarkan diri mereka dibimbing oleh-Nya,” pungkas Kardinal berusia 70 tahun ini.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.18 2019, 5 Mei 2019