HIDUPKATOLIK.com – Iman Katolik percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Melalui penebusannya Yesus bangkit dan merupakan yang sulung dari antara orang mati. Manakah yang benar: Yesus bangkit sesudah 3 hari atau pada hari ke-3?
Yosefa, Ambon, Maluku
Persoalan pada hari ketiga dan sesudah hari ketiga muncul dari Injil sendiri. Dua keterangan waktu itu dapat ditemukan dalam Injil, dan menunjuk waktu kebangkitan Yesus yang sama saja.
“Pada hari ketiga” dipakai dalam Mat. 17:22-23, pada sabda Yesus kepada murid-murid-Nya di Galilea. “Ia berkata kepada mereka: ‘Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan’”. Juga dalam Luk. 9:22: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”.
Sedangkan “sesudah hari ketiga” terdapat dalam Mat. 27:62-64 dan Mrk. 8:31. Perikop pertama menyinggung permintaan orang-orang Farisi kepada Pilatus sesudah kematian Yesus. “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu, sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.” Dalam Mrk. 8:31, dikisahkan ajaran Yesus tentang kematian-Nya, “bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari”.
Menurut perhitungan Yahudi, dua informasi itu menunjuk hari yang sama. Cara perhitungan seperti ini misalnya kita temukan dengan jelas dalam 2 Taw 10:5. Dikisahkan bahwa Yerobeam, musuh Salomo ayah Rehabeam, datang dengan maksud untuk menghamba padanya. Karena hendak lebih dulu mendengarkan penasehat-penasehatnya, Rehabeam memintanya datang lusanya (itulah terjemahan yang dipakai oleh Kitab Suci bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa aslinya dipakai kata sesudah tiga hari: post tres dies, after three days bdk. Kitab Suci ASV atau KJV).
Dalam 2 Taw. 10:12, Yerobeam datang lagi. Kata keterangan waktu yang dipakai di sini adalah “pada hari ketiga” (dalam Kitab Suci terjemahan Indonesia dimaknai sama: lusanya). Jelaslah, “sesudah hari ketiga” sama artinya dengan “pada hari ketiga”.
Perhitungan hari orang Yahudi memang berbeda. Hari dimulai saat matahari terbenam sampai matahari terbenam berikutnya. Jadi, bukan dari terbitnya matahari sampai terbit berikutnya, sebagaimana perhitungan kita. Selain itu, penghitungan hari Yahudi bersifat inklusif. Artinya hari di mana kita mulai sudah dihitung sebagai hari pertama.
Menurut kesaksian Injil, baik Sinoptik maupun Yohanes, Yesus disalibkan pada hari Jumat (15 Nisan pada pesta paskah Yahudi menurut Sinoptik dan 14 Nisan pada hari persiapan sebelum pesta Paskah menurut Yohanes), pukul 9 (pukul 3 sore menurut waktu kita, karena perhitungan Yahudi mulai jam 6 pagi kita). Hari ini sudah dihitung sebagai hari pertama, yang sudah merangkum malam perjamuan Yesus sebelumnya dan akan berakhir pada matahari terbenam (pukul 6 sore kita). Pada jam itu juga hari kedua mulai. Karena itu hari kebangkitannya pada hari pertama minggu itu (artinya hari Minggu, hari pertama sesudah Sabat (Yoh. 20:1; bdk. Mat. 28:1; Mrk. 16:2)), adalah hari ketiga sesudah kematian-Nya.
Dengan memperhatikan hal itu, Syahadat memakai ungkapan ini: “Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci” (et resurrexit tertia die, secundum Scripturas).
Gregorius Hertanto MSC
HIDUP NO.19 2019, 12 Mei 2019