HIDUPKATOLIK.com – Demi menjaga mutu dan eksistensi sekolah-sekolah Katolik, tiap lembaga pendidikan harus menjalin kerja sama. Tak bisa berjalan sendiri.
Empat puluh Kepala Sekolah SMA/SMK serta perwakilan STF Driyarkara dan Seminari Menengah Wacana Bakti Jakarta berkunjung ke SMK Stella Maris dan SMPK St Ignatius Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu, 5/5. Mereka disambut dengan upacara adat serta tarian daerah Manggarai.
Ketua Yayasan Sukma Keuskupan Ruteng Romo Egidius Menori menyampaikan apresiasi atas kunjungan para kepala sekolah. “Ini hal yang luar biasa bagi kami karena dikunjungi oleh sekolah-sekolah yang memiliki nama besar di kota Jakarta. Dari sekian sekolah di NTT, sekolah kami SMK Stella Maris dan SMP Ignatius Loyola menjadi tujuan utama kunjungan,” ujar Pastor Edi, sapaannya.
Di hadapan para kepala sekolah, Pastor Edi menjabarkan, hingga kini ada 300 sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Sukma. Dari jumlah tersebut, ada 265 Sekolah Dasar, 18 Sekolah Menengah Pertama, sepuluh Sekolah Menengah Atas. Dari sekian sekolah, hanya ada satu sekolah kejuruan yang menginduk di Yayasan Sukma, yakni SMK Stella.
Menurut Pastor Edi, sistem pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah-sekolah tersebut tak hanya mengukur dari segi kecerdasan intelektual, namun juga membidik pembinaan karakter dan kecerdasan emosional yang terinternalisasikan pada diri siswa secara integral.
Demi mewujudkan itu, lanjut Pastor Edi, membutuhkan banyak energi, niat yang ikhlas, integritas, serta komitmen semua komponen sekolah. Untuk itu, guru di lembaga pendidikan Katolik, tetap memegang kunci terhadap maju mundurnya dunia pendidikan. “Guru harus hadir sebagai agen pembaruan dan pelaku perubahan. Di samping sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai positif dalam kehidupan, sebagai figur dan teladan, mengajarkan keluhuran, keutamaan dan kebaikan,” harapnya.
Maka dari itu, ia berharap, para guru tak hanya cerdas dan terampil, tapi juga memiliki kepribadian dan hidup rohani yang baik.
Kepala sekolah SMPK St Ignasius, Pastor Heribertus Karno, menyampaikan gambaran umum tentang perkembangan sekolah serta beberapa fasilitas yang sudah tersedia. Sedangkan Kepala Sekolah SMK Stella Maris, Pastor Kornelis Hardin, mengutarakan program-program yang sedang dijalankan di SMK Stella Maris. “Semoga dengan kunjungan ini bisa membangun kerja sama yang baik khususnya untuk kepala sekolah SMK sehingga ada kerja sama tingkat program baik itu pelayaran, otomotif, maupun pariwisata,” pintanya.
Ketua Rombongan Kepala Sekolah Keukupan Agung Jakarta, Pastor Eduard C. Ratu Dopo SJ, berharap, sekolah Katolik harus mampu menjadi pioner dalam meningkatkan sumber daya manusia yang kritis, kreatif, dan inovatif . Ia berharap dengan kunjungan ini bisa saling mendukung, memberi motivasi, dan meneguhkan.
Sekolah Katolik, lanjut Ketua SMA Kanisius Jakarta, dalam proses pendidikan, hendaknya mampu menciptakan suasana para siswa merasa diterima, dihargai menurut keunikannya, diberi peluang dan sarana untuk mengembangkan dirinya, serta diberi sarana untuk menyumbangkan talenta mereka.
Sementara, Sekretaris Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Albertus Nugroho Widiyono, mendorong para kepala sekolah untuk bersinergi. Kepala Sekolah SMA St Antonius Jakarta, Pastor Markus Tukiman SCJ, menambahkan lembaga pendidikan Katolik hendaknya memiliki sifat integratif dengan berbagai macam pengembangan, seperti spiritual, intelektual, sosial, dan kecakapan lainnya.
Vinsen Patno
HIDUP NO.21 2019, 26 Mei 2019