HIDUPKATOLIK.com – Hampir seluruh mahasiswa di Amerika Serikat telah terpapar pornografi. Mahasiswa Unika Amerika yang berlokasi di Washington DC mengambil inisiatif.
Mahasiswa Catholic University of America meminta pejabat universitas untuk memblokir 200 situs web pornografi teratas dari sistem internetnya. Permintaan datang dalam petisi dan resolusi yang disahkan oleh senat mahasiswa universitas dan ditandatangani oleh presiden senat mahasiswa pada Senin, 1/4, seperti dilansir Catholic News Agency, 1/4.
Resolusi “Jaringan Kampus Bebas Pornografi” digadang oleh mahasiswa junior bernama Sen Gerard McNair-Lewis. Petisi itu menuliskan bahwa senat mahasiswa dengan ini meminta agar universitas mengambil sikap terbuka menggenai penggunaan pornografi dengan melarang akses 200 situs porno teratas melalui jaringan kampus.
Petisi ini memungkinan universitas untuk menghapus dirinya sebagai sarana dalam mengakses materi semacam itu. Resolusi tersebut disahkan dengan mencapai angka 12 dari 13 yang ditantadangani oleh Presiden Senat Mahasiswa Amerika, Jimmy Harrington. Ia menyatakan, bukanlah hak mahasiswa Unika Amerika untuk mengaskses pornografi melalui internet kampus. “Saya menandatangani resolusi bukan dari alasan agama atau Katolik murni, tetapi karena Unika Amerika dapat dan harus menggunakan haknya melarang penggunaan pornografi di jaringan kampus,” ujar Harrington.
Salah satu pencetus resolusi, Alexandra Kilgore mengaku terkejut, bahwa peraturan demikian belum pernah ada. “Sebagai seorang perempuan, saya pikir penting untuk mendukung resolusi ini untuk mengungkap bahwa pornografi bukan hanya masalah pria. Tidak hanya industri ini mengeksploitasi dan memangsa kaum hawa, tetapi perempuan juga berjuang mengatasi kecanduan sama seperti laki-laki,” ungkapnya.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) menggambarkan pornografi sebagai dosa berat. Hal ini menyinggung kesucian karena menyesatkan tindakan suami-istri, pemberian intim pasangan satu sama lain dan melakukan cedera serius pada martabat manusia. KGK juga menulis, otoritas sipil harus mencegah produksi dan distribusi materi pornografi.
Harrington menunjukkan dalam pernyataannya bahwa banyak organisasi sekuler melarang pornografi dari jaringan mereka, tidak hanya karena masalah moral, tetapi juga karena situs web seperti itu sering mengandung virus yang dapat merusak mesin.
Anggota Senat Mahasiswa, Cornelius Deep mengaku, reaksi mahasiwa terhadap resolusinya bukanlah yang ia harapkan. “Anehnya, sebagian besar orang yang saya temui telah berterima kasih kepada saya untuk berdiri dengan RUU ini,” tutur Deep. Beberapa mahasiswa lain mengatakan kepadanya bahwa walaupun awalnya mereka menentang resolusi tersebut, mereka berubah pikiran setelah menghadiri pertemuan Senat dan mendengarkan argumen menentang pornografi.
Deep menyatakan, sebagian besar pria seusianya mengakui pornografi itu buruk, tetapi terus mengkonsumsinya karena sifatnya yang membuat ketagihan. Meski begitu, Deep percaya, apa yang senat mahasiswa lakukan menjadi langkah penting. “Menghapuskan pornografi yang merendahkan martabat manusia akan membawa perubahan pada dunia,” ucap Deep.
Resolusi ini juga mengeluarkan klausul yang meminta agar universitas menyediakan layanan pastoral tambahan melalui Pusat Konseling dan Badan Senat Mahasiswa. Layanan ini nantinya menawarkan bantuan kepada mereka yang terpapar pornografi. Pusat Konseling universitas juga menyediakan 45 pos terapi gratis menangani masalah pornografi.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.15 2019, 14 April 2019