HIDUPKATOLIK.com – Misi Umat menghadirkan Gereja yang nyata di tengah umat. Para misionaris semakin mengenal kondisi beriman umat.
Embun pagi sama sekali belum mengering. Matahari baru saja nampak dari balik bukit dan pepohonan, namun umat Stasi Bunda Maria Selalu Menolong, Ello, Paroki Santo Mikael Elopada, Wewewa Timur, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah memenuhi pelataran Kapela, Minggu, 17/3. Mereka tampaknya tidak sabar menanti kedatangan Misionaris Redemptoris (Congregatio Santissimi Redemptoris/CSsR).
Setelah beberapa saat menanti, rombongan Misionaris Redemptoris terlihat memasuki pelataran kapel. Seketika, tambur pun bertalu berbarengan dengan suara gong woleka. Meriah suara musik itu bersaut dengan gerak beberapa penari yang menjemput rombongan itu.
Sejurus kemudian, Bili Manu Dawa, salah seorang umat yang memimpin upacara Oka. Acara adat Oka selalu dilakukan masyarakat Sumba untuk tamu terhormat. “Jika yang datang adalah Kristus, yang menggembalakan kami domba-domba-Nya, biarlah Dia dan para misionaris umat masuk, dan membawa kesegaran pada kami dan menciptakan kesatuan,” begitu Bili menyambut para Misionaris Redemptoris yang datang
Kedatangan para Misionaris Redemptoris ini berkaitan dengan program Misi Umat. Program ini diinisiasi Kongregasi Redemptoris Indonesia untuk mengembangkan umat di beberapa daerah di Keuskupan Weteebula.
Karya Khas
Misi Umat adalah salah satu bentuk pastoral yang dikembangkan Kongregasi Redemptoris Indonesia, bagi tempat-tempat yang diprioritaskan. Misi Umat bergerak dalam bidang pelayanan dan pengembangan jemaat. Hal ini sesuai dengan visi program ini yaitu “mewujudkan penebusan yang berlimpah-limpah melalui pertobatan sejati umat Allah yang setia, bersatu, solider dan misioner”.
Misionaris Redemptoris yang ditugaskan dalam Misi Umat dikenal dengan sebutan Misionaris Umat. Mereka menjadikan Biara Wanno Klemens di Waikabubak, Sumba Barat sebagai pusat Misi Umat. Dari sinilah, semua program Misi Umat direncanakan.
Di tempat ini juga terdapat Sanggar Misi Umat Redemptoris (Samur) yang merupakan wadah bagi para calon Misionaris Umat. Di sini, bakal Misionaris Umat mendapatkan pendidikan sebelum diutus menjadi misionaris. Dari tempat ini, para Misionaris Umat menjawab undangan dari paroki-paroki di Pulau Sumba dan dari pulau-pulau sekitarnya untuk melaksanakan kegiatan misi di sana.
Pastor Willy Ngongo Pala CSsR menjelaskan, Misi Umat merupakan karya khas Redemptoris Indonesia. Selama program ini, Misionaris Umat akan diutus ke satu daerah tertentu. Di tempat itu, mereka akan menetap selama waktu tertentu untuk menjalankan karya misi dan pastoral. Rentang waktu Kegiatan Misi Umat biasanya antara tiga hingga enam bulan. “Selama masa Misi Umat, para misionaris akan tinggal di tempat misi yang biasa disebut posko,” ujar Direktur Misi Umat ini.
Sasaran pelayanan Misi Umat adalah memberikan pendampingan kepada anak-anak, mengadakan Temu Minggu, kegiatan dengan Orang Muda Katolik (OMK), dan tentu dengan menjalin kerja sama dengan Dewan Paroki. Pastor Willy melanjutkan, para misionaris juga bertanggungjawab mendampingi “Tim Penggerak Umat” dan kelompok-kelompok kategorial yang ada. “Agar pendampingan efektif, sebelum Misi Umat dimulai, para misionaris sudah melakukan kunjungan untuk mendata persoalan-persoalan umat, lalu membuat rencana kunjungan mingguan, evaluasi kunjungan,” tutur pastor Willy.