web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Membaharui Gerak Sukacita Gereja Di Stasi Gunung Putri

Rate this post

KEUSKUPAN Bogor terus membaharui diri dari masa ke masa. Tahun 2002, keuskupan sufragan dari Keuskupan Metropolitan Jakarta ini untuk pertama kalinya mengadakan sinode.
Tarian Sumba dalam pembukaan Sinode di Stasi St Vincentius Gunung Putri./Yusti H. Wuarmanuk
Di tahun 2014, penerbitan roal map sebagai prioritas pastoral Keuskupan Bogor juga telah dilaksanakan.
Ditahun 2019, gerak langkah pastoral terus diperbaharui. Kemungkinan-kemungkinan pastoral digaungkan lewat ide-ide dan pertemuan-pertemuan dalam semangat persaudaraan.
Romo Ari Priyanto membuka Sinode di Stasi Gunung Puteri.
Mengingat pentingnya menyamakan gerak pastoral ini, Keuskupan Bogor pada tahun ini merefleksikan tema Sinode II, “Sukacita Sebagai Communio yang Injili, Peduli, Cinta Alam, dan Misioner.Menguatkan gerak langkah ini, Paroki Keluarga Kudus Cibinong (PKKC) Stasi St Vincentius Gunung Putri, bersinode bersama di Kapel Gunung Putri, Minggu, 12/5.
Pembukaan Sinode di Stasi St Vincentius Gunung Putri./Yusti. H. Wuarmanuk
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Romo rekan PKKC, Romo Robertus Ari Priyanto. Dalam pengantarnya, Romo Ari, demikian sapaannya, mengatakan Sinode berarti merayakan sukacita. Artinya kita perlu mensyukuri kebersamaan saat ini. Berjalan bersama dalam kekeluargaan.
Pelepasan balon oleh Romo Ari Priyanto/Yusti. H. Wuarmanuk
“Umat Gunung Putri bersinode berarti merayakan sukacita, membaharui komitmen menjadi umat yang cinta alam, peduli, murah hati dan punya visi Misioner,” ujar Romo Ari sambil melepaskan balon sebagai tanda pembukaan Sinode.
Pembukaan Sinode di Stasi St Vincentius Gunung Puteri/Yusti. H. Wuarmanuk
Sementara itu Yohana Fransiska sebagai fasilitator Sinode mengatakan Sinode berarti berjalan bersama. Selain itu juga perlu belajar mempertimbangkan diri. Yohana juga menjelaskan perikop Kitab Suci yaitu peristiwa Yesus Menampakkan Diri Kepada Dua Orang yang Berjalan Menuju Emaus (Luk. 24:13-36). “Sinode itu harus dilakukan dalam kesederhanaan. Sinode harus dilakukan dalam pimpinan Tuhan dan terang Injili.”
Pembukaan Sinode di Stasi Gunung Putri/Yusti H. Wuarmanuk
Tema Sinode tahun ini mengerucut pada empat tema yang menjadi bahan diskusi dan sharing bersama umat adalah soal pendidikan, Orang Muda, Keluarga, dan sosial Masyarakat.
Adolf fasilitator lainnya mengatakan umat bersinode juga agar mengambil aspirasi setiap kita untuk pengembangan Keuskupan Bogor. “Keuskupan memberi kesempatan kepada kita agar bersukacita bahkan bersungguh-sungguh sekalipun baik kepada kehidupan umat sendiri maupun kepada para Romo.”
Pembukaan Sinode di Stasi St Vincentius Gunung Putri/Yusti H. Wuarmanuk
Di Gunung Putri, Sinode ini dibagi dalam dua bagian yaitu Sinode orang dewasa dan juga Sinode orang muda. Sedikitnya 500 peserta yang hadir dalam sinode ini. Para peserta berasal dari setiap lingkungan di Stasi Gunung Putri.
Pembukaan Sinode di Stasi St Vincentius Gunung Putri/Yusti H.Wuarmanuk
“Perjumpaan dalam Sinode 2019 harus dilakukan dalam suasana hati yang penuh sukacita dan cinta – sama dengan sukacita Bunda Maria yang menanggapi panggilan Tuhan Allah,” demikian harapan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM.
Yusti H. Wurmanuk
Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles