HIDUPKATOLIK.com – Pewartaan iman ditempuh melalui jalur tradisional dan media digital atau online.
Sebuah menara lonceng berdiri tegak di halaman bagian kiri Gereja Paroki St. Yohanes Penginjil Blok B, Kebayoran, Jakarta Selatan. Di bawah kaki menara itu terdapat sebuah kolam yang berisi beberapa jenis ikan dan kura-kura. Sedangkan di bagian kanan halaman terdapat sebuah
Patung Yohanes Penginjil sambil memangku sebuah gulungan kitab dan seekor burung garuda berdiri di sampingnya. Patung Yohanes Penginjil mengisyaratkan semangat sang santo menginspirasi dalam pewartaan Injil di paroki ini. Pastor Rekan Yustinus Rumanto SJ mengungkapkan, paroki sangat fokus dengan pengembangan iman umat. Berbagai kegiatan katekese, pembinaan iman, hingga pengajaran dijalankan bersama umat. “Dari segi tempat cukup mudah dijangkau. Mereka yang terlibat bahkan bukan hanya umat paroki saja tapi juga dari paroki yang lain ” ujar Pastor Rumanto, begitu kelahiran Salatiga ini disapa.
Pastor Rumanto menjelaskan, bentuk katekese dilaksanakan melalui Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP), Kursus Kitab Suci (KKS), Latihan Doa dan Pengajaran Tematis.
Pastor Rumanto melihat dalam kesempatan kursus ini umat akan bersama bergerak mengarungi kedalaman Kitab Suci. Semuanya telah terprogram secara khusus dan berlangsung di setiap wilayah paroki. Tidak lain, tujuan utama dari kegiatan katakese ini agar semua umat paroki semakin mencintai Kitab Suci.
Pastor Rumanto mencontohkan, salah satu program kursus Kitab Suci Kisah Kasih Allah sedang berlangsung di paroki. Kursus ini mengajak umat mengenal kasih Allah kepada manusia dengan mendalami Kitab Suci mulai dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu. Kitab Deuterokanonika juga diperkenalkan dan dibahas secara utuh. Dalam kursus ini, umat diajak memperhatikan bagaimana pengalaman pergulatan umat beriman sepanjang sejarah, dari kisah permulaan dunia sampai dengan pewartaan para rasul.
Pastor Rumanto mengharapkan, melalui pembelajaran ini umat semakin memiliki kepekaan akan penyertaan Tuhan agar dapat menghubungkan secara aktual kisah Kitab Suci dengan kondisi saat ini. “Baik zaman dulu di dalam Kitab Suci maupun sekarang, pengalaman akan kasih Allah begitu nyata di dalam kehidupan kita. Umat perlu menyadari, Allah senantiasa menyertai,” tutur Pastor Rumanto.
Sebagai salah satu paroki yang berada di tengah kemajuan dan modernitas, Pastor Rumanto mengakui perlunya strategi khusus dalam mewartakan Sabda Allah. Di tengah era digital ini di mana umat di Paroki Blok B turut mengambil bagian dalam arus zaman ini, Gereja harus memberi sinyal untuk mencari model pewartaan seusai zaman.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pendalaman Kitab Suci dijalankan melalui jalur tradisional dan jalur pengajaran online. Jalur tradisional dilakukan dengan pertemuan lingkungan atau komunitas yang ada. Jalur online melalui media digital sebagai cara yang lebih trendi sebab dapat diakses dari mana saja.
Melalui media digital semua orang bisa mengikuti pendalaman Kitab Suci dari mana pun dan kapan pun. “Kami memanfaatkan berbagai macam media sosial dengan membuka aplikasi mulai dari video konferens yang bisa diikuiti oleh sekitar seribu orang, whatsapp, facebook, hingga twitter,” ujar Pastor Rumanto. Ia berharap, penyesuaian media pewartaan digital mampu memberi remah-remah rohani ditengah kesibukan zaman yang diwarnai oleh media sosial.
Willy Matrona
HIDUP NO.13 2019, 31 Maret 2019