HIDUPKATOLIK.com – Kamis, 2 Mei 2019, Pw St. Athanasius Agung, Usk & Pujg; Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36
KETAATAN kepada Allah yang dipilih Para Rasul sebagai cara hidup dan pewartaan mereka, tidak selalu mudah. Jalan ketaatan acap kali merupakan pergulatan untuk menempuh jalan sunyi yang tidak dipahami banyak orang, termasuk oleh mereka yang mengaku diri pemuka agama dan mahkamah agama sekalipun.
Nama Yesus telah membuat takut para pemimpin dan menggerogoti kewibawaan mereka yang telah menolak-Nya. Para Rasul tidak gentar menghadapi penganiayaan. Roh Cinta Kasih sungguh menguatkan mereka dengan daya Ilahi dalam mewartakan kebenaran.
Mereka terus mewartakan Yesus sebagai Pemimpin dan Juruselamat yang telah ditolak serta dihukum mati semena-mena oleh bangsa-Nya sendiri.
Para Rasul gigih bertahan menyediakan diri sebagai saksi-saksi kebangkitan Kristus, untuk menawarkan pertobatan dan pengampunan dosa. Bagaimana dengan kita murid-murid Tuhan pada masa kini?
Apa yang sudah kita lakukan terhadap ketidakpercayaan banyak orang yang diungkapkan dalam aneka tindak kekerasan, kebohongan publik, manipulasi fakta, penipuan berjemaah, tindak penyerangan dan sebagainya?
Kita diundang untuk taat kepada Allah, berani mewartakan kebenaran, iman, pengharapan dan kasih, sebagaimana telah dilakukan para rasul, teladan kita.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta
HIDUP NO.17 2019, 28 April 2019