HIDUPKATOLIK.com – Rabu, 1 Mei 2019 Pekan II Paskah; Kis. 5:17-26; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Yoh. 3:16-21
PARA rasul menderita dipenjara karena pemuka agama dan pengikut-pengikutnya sangat iri hati. Mereka mengalami mukjizat di dalam penjara namun bukan untuk kepentingan diri. Ada tanggung jawab besar di balik mukjizat tersebut, yakni harus terus bersaksi dan mewartakan firman hidup kepada banyak orang.
Mereka taat walau tidak mudah. Pewartaan Injil bukanlah suatu kesenangan untuk mengejar popularitas melainkan tanggung jawab yang menuntut ketaatan.
Allah menyelamatkan dunia bukan dengan menghakimi dan menghukum tetapi dengan mengutus Putera-Nya menjadi tanda nyata kepenuhan kasih-Nya. Setiap orang beriman diikutsertakan dalam kuasa kebangkitan Kristus, untuk mengalami kelahiran baru dan hidup dalam bimbingan Roh Allah.
Pelayanan kerugma dalam bentuk apa-pun adalah pelayanan belas kasih untuk membawa sesama pada kepenuhan hidup Allah, bukan menjadi batu sandungan yang menjauhkan orang dari Allah.
Bukan kebinasaan yang Allah inginkan tetapi hidup kekal, yang diberikan kepada semua orang percaya.
Mereka yang tidak percaya telah menghukum diri sendiri. Mereka membenci dan menolak Terang yang datang, sehingga terus-menerus hidup dalam kegelapan yang menghasilkan
perbuatan-perbuatan jahat.
Mereka yang percaya dan menerima Terang menyukai perbuatan-perbuatan benar, hidup bahagia dalam kepenuhan kasih Allah.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta
HIDUP NO.17 2019, 28 April 2019