HIDUPKATOLIK.com – Paus mengenang kontribusi perempuan, sementara tiga perempuan berpangkat tinggi di Vatikan memuji peran Paus dalam peningkatan peran perempuan.
Sejak dahulu perdebatan mengenai posisi perempuan dalam strata sosial selalu menjadi perdebatan yang menarik di berbagai kalangan. Perempuan kerap dipandang sebagai masyarakat kelas dua ditengah dominasi budaya patriarki yang hampir merajai seluruh dunia. Gereja pun kerap dituding tidak memihak kaum perempuan, sebab hanya memberikan sedikit ruang bagi perempuan untuk memimpin. Tudingan ini semakin mencuat saat mencuatnya kasus pelecehan seksual oleh kaum klerus.
Pandangan negatif dunia kepada Gereja ditampik oleh Paus Fransiskus pada hari Jumat, 8/3, yang menandai peringatan Hari Perempuan Internasional dalam sebuah pertemuan dengan delegasi Komite Yahudi Amerika. Saat itu, Paus Fransiskus menekankan bahwa kontribusi perempuan tak tergantikan dalam membangun dunia yang bisa menjadi rumah bagi semua orang melalui upaya menuju perdamaian dan cinta. “Perempuan membuat dunia menjadi indah. Mereka melindunginya dan tetap hidup. Mereka membawa rahmat pembaruan, pelukan inklusi, dan keberanian untuk memberi diri sendiri,” ujar Paus kepada sekitar 40 perwakilan Komite Yahudi Amerika yang bertemu dia di Vatikan seperti dilansir www. vaticanews.va, (8/3).
Bagi Paus Fransiskus, peran wanita amat sentral dalam menjadikan umat manusia sebagai keluarga. Ia berujar bahwa kedamaian yang lahir dari perempuan muncul dan dihidupkan kembali oleh kelembutan para ibu. Mimpi mewujudkan perdamaian menjadi kenyataan ketika melihat ke arah perempuan. “Jika kita memperhatikan pentingnya masa depan, jika kita memimpikan perdamaian di masa depan, kita perlu memberi ruang bagi perempuan,” desak Paus.
Para wanita terkemuka dari dunia sekuler serta beberapa wanita berpangkat tinggi di Vatikan memberikan penuturan positif mengenai Paus Fransiskus dan Gereja. Di satu pihak, jurnalis terkenal Australia, Geraldine Doogue yang rajin mendatangi lembaga besar termasuk Gereja Katolik bersikeras mengungkapkan bahwa sementara perbaikan dan reformasi internal diperlukan, perempuan menjadi fundamental bagi masyarakat agar berfungsi dengan baik.
Pada acara terpisah, tiga wanita berpangkat tinggi di Vatikan mengatakan mereka telah melihat kemajuan sekaligus memuji Paus Fransiskus karena memiliki pemahaman tajam mengenai masalah perempuan dalam kaitannya dengan pemberdayaan perempuan di Gereja serta untuk mengambil langkah nyata ke arah yang benar.
Dalam komentar kepada wartawan setelah panel 8 Maret, Barbara Jatta, yang pada Januari 2017 diangkat sebagai direktur Museum Vatikan, mengatakan bahwa memberikan lebih banyak kepemimpinan bagi perempuan di Gereja Katolik adalah hal ‘kompleks’. Namun, keseluruhan pengalamannya bisa dipandang lebih dari respons positif. Jatta yang juga seorang istri, ibu, dan sejarawan seni ulung ini mengaku tidak pernah merasakan konflik antara keluarga dan kariernya, yang sebagian besar dihabiskan di dalam dan sekitar Vatikan. “Ada pembicaraan tentang kebencian terhadap perempuan, tapi itu disebabkan oleh lingkungan yang sepenuhnya maskulin. Jadi tidak ada sikap memiliki hubungan profesional dengan perempuan,” ujarnya seperti dilansir www.cruxnow.com, 10/3. Ia juga mencatat bahwa ketika berhenti bekerja untuk perpustakaan Vatikan pada tahun 1996 sikap ini sudah berubah.
Bersamanya juga hadir Wakil Menteri Bagian Kehidupan dari Departemen Vatikan untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan, Gabriella Gambino bersama Kepala Kantor Teologis-Pastoral dari Departemen Komunikasi Vatikan, Natasa Govekar. Ketiganya sepakat memuji Paus Fransiskus atas komentar mengenai perempuan yang dibuat selama pertemuan puncak mengenai perlindungan anak yang diadakan Februari lalu. “Bapa Suci telah berjuang meningkatkan kehadiran perempuan dalam kepemimpinan. Saya merasakan perubahan ini dalam umat di zaman kita,” tandas Barbara Jatta.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.11 2019, 17 Maret 2019