HIDUPKATOLIK.com – Senin, 29 April 2019, Pw St. Katarina dr Siena. Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9; Yoh. 3:1-8
NIKODEMUS, orang Farisi terpelajar dan pemimpin jemaat, mendatangi Yesus untuk suatu percakapan. Ia orang baik, menyapa Yesus sebagai Rabi dan mengakui-Nya sebagai Guru Utusan Allah.
Namun, ada yang keliru dari Nikodemus, yaitu titik tolak percakapan. Ia mengawali percakapan dengan tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus. Jawaban Yesus memberi isyarat kepada Nikodemus bahwa melihat tanda-tanda tidak identik dengan melihat
Kerajaan Allah.
Banyak orang mencari tanda-tanda dengan sikap egosentrik tanpa kerinduan melihat Kerajaan Allah. Diperlukan kelahiran baru dari air dan Roh untuk melihat Kerajaan Allah, tidak cukup hanya mata jasmani.
Juga tidak cukup dengan merasa diri orang baik, pandai, terpelajar, aktif dalam aneka pelayanan. Iman untuk melihat Kerajaan Allah menuntut sikap lepas bebas terhadap pelbagai kemapanan yang membuat kita merasa diri mampu berbuat apa-apa saja tanpa Tuhan.
Hari ini Gereja mengenang Santa Katarina dari Siena, berasal dari Italia, hidup di abad 14 dan wafat pada usia 33 tahun. Ia dikenal hidup jujur, terus terang dan berani. Katarina melayani Yesus melalui orang-orang sakit yang dirawatnya dan para tahanan yang dikunjunginya.
Keberaniannya tampil dalam menulis surat kepada para raja dan ratu untuk seruan perdamaian, serta memberi nasehat kepada Paus ketika Gereja menghadapi banyak kesulitan dan pertikaian di seluruh Italia pada masa itu.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta
HIDUP NO.17 2019, 28 April 2019