web page hit counter
Sabtu, 2 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengajarkan Pendidikan Seksual kepada Anak

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Hallo pengasuh, putri saya saat ini kelas 1 SMA. Saya ingin memberikan pendidikan seksual untuknya. Bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan kepadanya?

Felicita Andini, Bogor

Salam jumpa dan salam kenal Ibu Felicita Andini. Pendidikan seksual adalah suatu hal yang tak kalah penting dengan pendidikan akademik. Sebagai individu, kita tak boleh hanya mementingkan prestasi di sekolah, tapi perlu ada pendidikan moral bagi keberlangsungan hidup. Demi mendukung tujuan tersebut, maka pendidikan seksual dibutuhkan.

Ibu Felicita yang baik, sebetulnya pendidikan tentang seksualitas dapat kita berikan sejak masa anak-anak. Diawali dengan pengenalan jenis kelamin, pemahaman akan peran jenisnya, perilaku yang sesuai dengan fungsinya sebagai laki-laki atau perempuan, sampai tentang masalah menstruasi atau mimpi basah yang terjadi di masa puber atau masa remaja, serta perilaku atau hal-hal terkait yang dialami remaja tersebut.

Tak ada kata terlambat untuk menyampaikan tujuan baik itu. Kendati putri Ibu sudah kelas 1 SMA, pendidikan mengenai seksualitas sangat diperlukan.

Pada awalnya Ibu perlu melakukan pendekatan dengan putri Ibu. Tak langsung berbicara mengenai masalah seksualitas atau perilaku yang berkaitan dengan seksualitas. Kita harus ingat, pada masa remaja, emosi seorang anak akan mudah berubah-ubah dan mudah meletup-letup atau spontanitas reaksinya sangat tinggi.

Dekati secara psikologis terlebih dulu, dengan sering berkomunikasi atau berdiskusi mengenai banyak hal. Namun, sebaiknya tak seperti mengguruinya, supaya anak mau terbuka dengan Ibu dalam berkomunikasi. Hal ini merupakan kunci utama dalam melakukan pendekatan ataupun penjelasan kepada anak yang sudah menginjak remaja. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah seksualitas, yang banyak orang menganggap tabu dan tak dibicarakan secara terbuka kepada anak.

Setelah pendekatan berjalan lancar, bisa saling terbuka dan berdiskusi seperti layaknya antarteman. Ibu dapat memulai suatu perbincangan yang mengarah ke seksualitas. Awali dulu mengenai masalah menstruasi, karena itu hal yang konkrit dan pastinya sudah dialami oleh puti Ibu yang duduk di kelas 1 SMA. Apakah mestruasi berjalan dengan lancar, periode-periodenya juga tepat. Kemudian mulai masuk juga, kalau sudah menstruasi berarti banyak hal yang harus dijaga dengan tubuh kita. Misal, menjaga tubuh untuk tak mudah dipegang orang lain terutama lawan jenis dan terutama bagian-bagian tubuh tertentu.

Jadi perlu secara terbuka memberi masukan tentang hal positif dan negatif dalam berperilaku, terutama tak memancing lawan jenis untuk berbuat nakal, juga dalam berpenampilan atau berpakaian.

Hal yang sudah saya kemukakan merupakan awal komunikasi langsung dengan anak. Ibu juga dapat membekali anak dengan menyediakan buku-buku yang pastinya cukup banyak memberikan informasi. Seandainya memungkinkan Ibu bisa menunjukkan melalui sosial media. Hal ini supaya anak juga tak mencuri-curi cara untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksual, supaya kita tak mengetahuinya.

Dalam berkomunikasi juga dijelaskan, melihat hal tersebut di media sosial tak ada salahnya, namun tetap sesuai dengan batas-batas moral, mana yang baik dan mana yang buruk, serta perlu memahami yang boleh dan tak boleh dilakukan ataupun akibat-akibatnya. Kita pun dapat melakukan dengan memberikan contoh-contoh konkrit. Hal itu perlu kita lontarkan, karena sekarang sosial media merupakan sesuatu yang tak bisa kita bendung keberadaannya. Sebagai orangtua, kita perlu mengantisipasinya.

Emiliana Primastuti

HIDUP NO.12 2019, 24 Maret 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles