Hari Kesembilan, Jumat (26/4/2019)
Meditasi Kitab Suci : Why3:15-19
Marilah berdoa bagi jiwa orang-orang yang bersikap acuh tak acuh.
Yesus yang Maharahim, Engkaulah kebaikan. Antarlah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim semua orang yang bersikap acuh tak acuh. Mereka bagaikan mayat yang busuk, yang memenuhi hati-Mu dengan kejijikannya. Benamkanlah mereka ke dalam api cinta kasih-Mu yang bersih dan hangatkanlah mereka dari kedinginan, supaya semangat baru mulai menyala dalam hati mereka, sehingga mereka selalu memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas itu.
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang yang acuh tak acuh. Dari hati-Nya yang maharahim, Putera-Mu pernah mengeluarkan keluhan di Bukit Zaitun, “Biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku.” (Mat26:39). Kami mohon demi sengsara yang dahsyat dari Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus dan demi sakratul maut-Nya selama 3 jam di salib, nyalakanlah semangat baru dalam hati mereka, untuk menjunjung kehormatan-Mu. Tuangkanlah ke dalam hati mereka cinta kasih yang benar, supaya mereka hidup kembali dan mampu melaksanakan perbuatan belas kasih di dunia ini dan akhirnya memuji kerahiman-Mu di surga untuk selama-lamanya. Amin
(Dilanjutkan dengan doa Koronka)
Doa Koronka / Kerahiman Ilahi diajarkan Tuhan Yesus sendiri pada penampakan tahun 1935 kepada Suster Faustina.
Doa ini didaraskan dengan menggunakan Rosario biasa, dan hendaknya di lakukan pada jam tiga sore.
Dalam Nama Bapa …
Bapa Kami …
Salam Maria …
Aku Percaya …
Kemudian pada manik besar (Bapa Kami) didoakan:
Bapa yang kekal kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Illahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.
Pada setiap sepuluhan manik kecil (Salam Maria) didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia.
Koronka diakhiri dengan mengucapkan doa:
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin (3x).
Penulisnya kan sudah dikeluarkan sebagai imam dari KAJ. Seharusnya jangan dikutip lagi tulisannya.
Halo pak Yosef,
Selamat Paskah. Memang Pastor Jost tidak lagi sebagai imam diosesan KAJ; Dalam hal ini, yang bersangkutan menulis apa yang menjadi buah iman dan tidak melakukan tindakan, pelayanan yang berdasarkan kuasa tahbisan(sebagaimana warta https://www.hidupkatolik.com/2019/02/25/32445/pastor-jost-kokoh-tidak-lagi-sebagai-diosesan-kaj/). Pertimbangan tulisan ini adalah semata untuk mengajak orang untuk berdoa dan sebagai referensi atas doa Kerahiman Ilahi. Semoga bermanfaat.