web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Salib Sumber Inspirasi

Rate this post

www.hidupkatolik.com – Iman umat akan tumbuh kuat dan kokoh jika bersandar pada salib. Mengimani Kristus harus berani bersimpu di bawa kaki salib-Nya saat mengalami berbaga penderitaan.

Dalam Kehidupan sehari-hari begitu banyak penderitaan dialami oleh manusia. Para pasionis dalam berbagai pelayananya mengajarkan untuk menerima penderitaan itu sebagai tanda cinta sebagaimana Kristus yang menderita. Menjadikan penderitaan Kristus sebagai sumber kekuatan dalam pelayanan.

Pasionis “Lumpuh”
Pastor Joachim Rego CP
Superior Genderal Pasionis

“Pada Pesta Santo Paulus dari Salib, Oktober 2018, saya mengajak untuk melihat kehidupan yang penuh tantangan yang melanda dunia dan Gereja. Sebagai orang yang dipimpin Roh, kita harus mendengarkan, membaca, dan membedakan tanda tanda zaman dengantenang dan berani. Seorang Pasionis tidak harus ‘lumpuh’ apalagi lengah dalam melayani sesama. Zaman baru membutuhkan tanggapan baru seperti anggur baru dalam kantong kulit yang baru. Pasionis tidak menjalankan misinya dengan ‘membeku’, sebab jika ini terjadi kita gagal memikul salib. Kita tidak ditakdirkan menjadi Pasionis basi dan tidak relevan di zaman ini.

Spirit Keberpihakan

Pator Donatus Anggur CP
(Pastor Paroki St. Philipus Rasul Teluk Gong, KAJ)

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

“Salib Kristus merupakan puncak iman Kristiani. Salib adalah sumber inspirasi dalam karya pelayanan dan pewartan. Mengimani Kristus harus berani bersimpu di bawah kaki salib-Nya Saat mengalami berbagai penderitaan. Berani menerima penolakan, sakit penyakit, kegagalan, penderitaan, penggusuran, diusir, mengalami PHK hingga bencana alam.

Di Paroki St Philipus Rasul spirit penderitaan Kristus itu dijalani melalui dukungan terhadap mereka yang membutuhkan. Beberapa program paroki menunjukkan keberpihakan tersebut melalui program bedah rumah, Ayo Sekolah Ayo Kuliah, mengunjungi rumah umat, menjadikan paroki sebagai tempat pengungsian ketika banjir.”

Memerdekakan

Pastor Yulius Enggo CP
(Biara CP Arca, Pasir Muncang, Mega Mendung, Bogor)

“Kita perlu belajar dari penderitaan Kristus. Ia menderita untuk kebaikan manusia. Maka meneladani-Nya berarti diri kita harus membawa kebaikan bagi yang lain sama seperti-Nya. Maka menuntun orang lain keluar dari persoalannya merupakan bentuk mengasihi-Nya. Salah satunya adalah mengasihi para petani dan alam. Begitu banyak petani yang terjebak dalam kegelapan. Mereka mengalami itu karena tidak punya akses pengetahuan yang memadai tentang bertani. Akibatnya mereka merasakan penderitaan karena meski bekerja keras namun kurang mendapatkan panen yang berlimpah. Inilah yang disebut pastoral ekologi yaitu terlibat dalam kehidupan para petani. Ada bersama mereka berarti menuntun mereka keluar dari kegelapan pertanian yang tidak menghidupkan.”

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Keugaharian Asketik

Pastor Thomas Romio CP
Magister Noviciat di Novisiat St. Gabriel, Batu, Malang, Jawa Timur

“Kasih Allah menggerakkan jiwa seseorang untuk mau dan mampu bertahan dalam penderitaan atau salib hidupnya. Ia mampu bertahan, berjuang dan berproses. Dalam konteks ini proses merupakan salib yang harus yang harus diterima. Hal ini sangat erat kaitannya dengan proses pembinaan para calon Pasionis. Dalam fase ini para calon akan merasakan berbagai kesulitan. Mereka dituntut untuk memenuhi tiga aspek yaitu spritual, emosional, dan intelektual.

Selain itu dalam pembinaan mereka akan merasakan keugaharian dan asketik. Mereka diajarkan untuk untuk mempraktikan ini seperti menahan diri dari makan, minum dan keinginan daging lainnya. Menjalani hal ini tentu saja tidaklah mudah. Banyak dari mereka yang merasa proses ini merupakan suatu salib yang berat. Nah disinilah pentingnya mengarahkan mereka pada pemahaman spritualitas sengsara Yesus.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Kualitas Hidup

Sr Benedikta Saragih CP
Berkarya di bidang pendidikan

“Salib membantu semua orang untuk membangun kualitas hidup. Bagi kaum religius salib itu kerapdilihat dalam bentuk tri kaul. Bagi kaum awam salib zaman ini sering dilihat ketidakmampuan mendapatkan kekayaan, uang, dan sebagainya. Padahal refleksi salib itu adalah kemenangan, sebuah jalan menuju terang. Dalam karya saya, salib itu adalah ketaatan mempersiapkan materi-materi yang bermutu, berkualitas bagi anak-anak didik. Salib itu ketika anak-anak tertinggal dalam pendidikan.”

Nafsu Duniawi

Fransisca Xaveria Engmawati
Anggota Awam Pasionis

“Kristus yang menderita telah menyelamatkan umatnya. Saya juga tentu saja mendapatkan keselamatan itu. Relasi manusia kembali pulih dengan Allah melalui karya penebusan. Melalui jalan penderitaan-Nya sekaligus menjadi jalan keluar bagi manusia untuk lepas dari keterikatan akan nafsu keduniawian seperti iri hati, ambisi, tidak sabar, mendendam, tidak setia kepada Sang Pencipta dan panggilan hidup, mau hidup nyaman, tidak peduli bagi mereka miskin dan terpinggirkan.”

Willy Matrona

HIDUP NO.10 2019, 10 Maret 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles