HIDUPKATOLIK.com – Yoga memberi ketenangan bagi mereka yang susah konsentrasi, saat bekerja maupun berdoa. Berlatih yoga membantu membangkitkan semangat kerja dan pelayanan.
Pagi itu, halaman Paroki Hati Kudus Kramat, Jakarta Pusat tampak ramai. Kali ini bukan saja umat Paroki yang berkumpul di tempat ini, tapi juga paroki lain di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Beberapa diantara mereka bahkan berasal dari beragam kelompok lintas agama.
Di Paroki Kramat, sedang diadakan workshop tentang “yoga”. yang berlangsung di aula Paroki Kramat, lantai tiga. Yoga adalah aktivitas olah tubuh dan pikiran yang berfokus pada kekuatan, fleksibilitas dan pernapasan. Saat ini, yoga semakin digemari oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Yoga bukanlah agama, tetapi lebih sebagai olah raga, tubuh, napas, pikiran, rasa dan batin (meditasi).
Di Paroki Kramat sendiri kini terdapat sebuah komunitas yoga. Komunitas menjadi wadah bagi umat yang tertarik berlatih yoga sambil mengembangkan kualitas rohani mereka. Dengan berlatih yoga, umat dapat melatih konsentrasi dan menjadikan tubuh semakin bugar
Menjaga Kebugaran
Hiruk pikuk kota metropilitan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan mental maupun fisik. Ketua dan Instruktur Komunitas Yoga Kramat, Ben Setiadi mengungkapkan, kesibukan dapat mempengaruhi pola hidup seseorang. Pada gilirannya, pola hidup yang tidak teratur dapat menjadikan tubuh menjadi mudah letih dan rentan penyakit. “Keluhan seperti nyeri pada persendian, lutut, kaki, dan tangan, darah tinggi, kolesterol, hingga diabetes akan terus mengintai,” ungkap Ben.
Ben mencermati, situasi yang sama juga dialami oleh banyak aktivis di Paroki Kramat. Meski sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka masih rela meluangkan waktu untuk melayani di Gereja. Untuk itu, Ben menuturkan, dengan berlatih Yoga, mereka dapat sejenak lepas dari kesibukan dan berlatih membentuk kualitas hidup yang lebih baik. Latihan yoga di Paroki Kramat juga terbuka untuk umat seluruhnya. “Dengan rutin berlatih, umat diharapkan bisa menjaga kebugarannya baik saat bekerja maupun beraktifitas di lingkungan, wilayah dan paroki,” ucapnya.
Saat awal diusulkan, beberapa umat langsung menyetujui gagasan Ben. Usul ini kemudian disampaikan pada Kepala Paroki Kramat, Pastor Agung Setiadi OFM. Gayung bersambut, Pastor Agung pun menaruh simpati dan merestui kegiatan ini. Akhirnya, pada April 2015 lahirlah Komunitas Yoga Kramat.
Awalnya hanya sembilan orang yang rutin berlatih. Lambat laun, semakin banyak umat yang bergabung. Mereka yang berlatih pun tidak hanya berasal dari kalangan umat, sebagian adalah umat paroki lain, bahkan sebagian dari mereka berasal dari umat lintas agama. “Mereka tertarik setelah mendengar cerita teman-temannya yang telah bergabung,” beber pria yang banyak mendalami yoga di pusat kebudayaan India di Jakarta ini.
Komunitas Yoga Paroki Keramat melakukan latihan Yoga secara rutin dan teratur di aula Paroki Kramat setiap Jumat pagi. Mengingat banyaknya peserta, maka latihan dibagi menjadi dua sesi yang masing-masing berdurasi satu jam. Sesi pertama pada pukul 08.00-09.00 WIB dan sesi berikutnya pada pukul 09.15-10.15 WIB.
Terapi Kesehatan
Manfaat yoga sangat penting bagi kesehatan dan sangat membantu dalam aktifitas sehari-hari. Yoga bermanfaat meningkatkan fungsi kerja otak dan meningkatkan sistem imunitas. Selain itu, yoga juga dapat memperbaiki metabolisme dan fungsi organ tubuh. Menurut Ben, yoga sangat membantu mereka yang memiliki resiko penyakit jantung. “Terapi yoga secara teratur juga dapat mengurangi dosis dan ketergantungan pada obat-obatan.”
Lebih lanjut Ben mengatakan, Komunitas Yoga Kramat sendiri mengajarkan Hatha Yoga. Latihan ini menekankan pada terapi kesehatan. Teknik ini digunakan sebagai standar Yoga International dan telah diakreditasi oleh Kementrian Kesehatan India dan Pusat Kebudayaan India di seluruh dunia.
Ben menjelaskan, selain Hatha Yoga, masih ada juga teknik lainnya. Pada setiap pelatihan yoga di Indonesia umumnya membahas Yoga Terapi. “Karena ditujukan bagi individu yang aktif, maka latihan bisa dilakukan dimana dan kapan saja, tanpa memerlukan tempat dan waktu khusus,” tegas Ben yang telah mendalami yoga sejak tahun 1972.
Masih dibawah arahan Ben, Komunitas Yoga Paroki Kramat juga menyelenggarakan pelatihan Aqua Yoga. Bertempat di kolam renang Hotel Acacia, Kramat, latihan ini diadakan setiap Selasa dan Sabtu pagi. Sesuai dengan namanya, latihan ini dilakukan di dalam air. Teknik ini diyakini membuat tubuh menjadi rileks sehingga lebih efektif daripada dilakukan di luar air. “Gerakan-gerakan yang sulit akan lebih mudah saat dilakukan di dalam air, sehingga membantu bagi mereka yang punya kesulitan menggerakan bagian tubuhnya.”
Sejak berdirinya, Komunitas Yoga Kramat rutin mengadakan workshop dan pelatihan Yoga Terapi secara gratis. Latihan ini terbuka bagi siapa saja yang mau ikut. “Peserta yang terlibat biasanya bukan hanya umat Paroki Kramat tapi juga mereka yang berasal dari lintas kalangan,” ujar Ben.
Ketenangan
Dalam berlatih Yoga, hasil bukanlah hal yang utama, Ben menuturkan, yang paling utama adalah proses. Sejauh proses dijalankan dengan benar, maka akan didapat hasil akhir yang baik. Untuk itu, setiap orang harus berlatih dengan ketekunan dan keuletan. Ben menjelaskan, setelah berlatih rutin, beberapa peserta mulai merasakan hasilnya. “Banyak yang mengaku sembuh dari beberapa penyakit seperti nyeri lutut, migren dan vertigo.”
Ben mengisahkan, pengalaman seorang peserta yang sudah satu setengah tahun tidak bisa mengangkat tangan kirinya. Atas anjuran seseorang, ia dianjurkan untuk ikut berlatih yoga. “Setelah tiga bulan, kondisi tangannya bisa membaik seperti semula,” beber Ben.
Berkaitan dengan manfaat yoga, STIK St Carolus pun pernah dua kali melakukan penelitian di Komunitas Yoga Paroki Kramat. Mereka mempelajari pengaruh yang dialami seseorang setelah berlatih yoga. Dari penelitian ini disimpulkan, bahwa yoga efektif untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh.
Ben menambahkan, yoga sangat baik untuk merawat jasmani dan rohani. Yoga memberi ketenangan bagi mereka yang susah konsentrasi, baik saat bekerja maupun saat berdoa. Bagi aktivis Gereja, walaupun usia semakin menua akan tetapi semangat mereka seperti anak muda. Hal ini berkat latihan yoga secara rutin.
Meskipun demikian berlatih Yoga juga tidak boleh terlalu memaksakan diri. Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan. Ben memberi catatan, seorang yang sudah menjalani operasi baru bisa berlatih setelah satu tahun masa pemulihan. Ia menambahkan, bagi yang sakit parah perlu rekomendasi dari dokter yang merawatnya.
Decky Adiarto/ Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.09 2019, 3 Maret 2019