HIDUPKATOLIK.com – Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14
“Kesalehan yang benar membawa orang semakin rendah hati…”
BAGI Allah, menjalankan perintah-Nya dan mengasihi sesama lebih baik daripada sekadar taat membawa kurban persembahan. Mengenal-Nya lebih berharga daripada kurban bakaran.
Hosea mengawaskan bahaya manusia merasa sudah menyembah Allah dengan hanya bertekun pada doa dan ritual rohani lainnya, tanpa menolong sesama yang menderita. Bahaya ketaatan ritual seperti ini dikritik Yesus, ketika kaum sebangsa-Nya menghakimi dan merendahkan orang yang secara lahiriah “kurang kudus”.
Kaum Farisi tergolong sangat kritis kepada orang-orang Yahudi lain yang dianggap tidak sesaleh mereka, bahkan cenderung merendahkan orang berdosa tersebut. Bagi Yesus, kesalehan itu perlu. Sebab Dia pun mengajarkan supaya semua orang melakukan perintah Tuhan.
Namun, jika kesalehan-kesalehan itu tidak membawa orang lebih berbela rasa dan solider dengan orang berdosa dan menderita, malahan menjadikannya tinggi hati atau angkuh rohani, berarti ada sesuatu yang salah dengan pemahaman keagamaannya.
Kesalehan yang benar membawa orang semakin rendah hati, menyadari bahwa dirinya pun tetap manusia berdosa yang memerlukan bantuan rahmat Tuhan. Kerendahan hati seperti itulah yang dipuji Tuhan, bukan kesombongan rohani.
Semoga segala praktik kesalehan kita membawa kita semakin rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama, membuat kita semakin mampu berbela rasa dengan orang-orang yang menderita dan pendosa yang menyesali dosa-dosa mereka.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak