HIDUPKATOLIK.com – Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34
HOSEA membawa pengharapan dan membesarkan hati orang Israel, agar tidak segan-segan kembali kepada Allah, walaupun dulu hidup jahat dan tidak adil. Allah yang penuh kebaikan dan pengampunan akan memulihkan kemuliaan bangsa Israel lagi, membuatnya subur berkembang menjadi bangsa yang dihormati dan disegani bangsa-bangsa lain.
Hanya yang bijaksana sanggup menempuh jalan pemulihan ini. Kebijaksanaan memang hadir dalam diri seorang ahli Taurat yang berdiskusi bersama Yesus tentang perintah-perintah yang paling utama dalam Kitab Taurat.
Keduanya sepakat bahwa kasih kepada Allah (Ul 6:5) dan kasih kepada sesama manusia (Im 19:18b) adalah intisari dari seluruh hukum Taurat 613. Kemampuan menyarikan sekian ratus perintah dan larangan ke dalam dua perintah utama menunjukkan keunggulan pemahaman hukum Tuhan secara menyeluruh.
Namun, kemampuan intelektual ini belum cukup untuk memasuki Kerajaan Allah. Ahli Taurat itu harus melangkah lebih maju dengan mempercayai Yesus sebagai Mesias dan mewujudkan kedua perintah itu dalam praktik hidup.
Sayangnya, Markus tidak menyebut apa-apa tentang reaksi ahli Taurat tadi. Mungkin Markus ingin menantang kita, yang diwakili ahli Taurat tadi, apakah sebagai orang Kristen kita hanya sampai kepada pemahaman yang benar tentang hukum Tuhan?
Apakah kita berani mengikuti Yesus secara total dengan meninggalkan segala kepentingan pribadi kita yang mungkin bertentangan dengan kehendak Tuhan? Apakah kita sudah mempraktikkan hukum kasih?
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak