HIDUPKATOLIK.com – Tanggal 10 Januari 2019 adalah hari yang sangat ditunggu bagi 77 juta warga Kongo, pasalnya Felix Tshisekedi terpilih menjadi presiden Republik Demokratik Kongo yang baru. Ia menggantikan Joseph Kabila, yang berkuasa hampir dua dekade. Perjuangan rakyat Kongo tidak lepas dari perjuangan anggota ComCe Laïc de Coordination (CLC), sebuah organisasi awam Gereja Katolik yang mengorganisir demonstrasi pra-pemilihan presiden yang baru.
“Kita harus memiliki lembaga yang kuat, bukan orang yang kuat,” ujar Thierry Nlandu Mayamba, salah satu anggota Comité Laïc de Coordination (CLC), sebuah organisasi awam Gereja Katolik di Republik Demokratik Kongo. CLC menjadi berita utama, ketika memimpin demonstrasi, seperti yang dilansir kantor berita Vatikan News 19/1.
CLC berhasil mencegah Presiden Joseph Kabila untuk kembali berkuasa. Sebelumnya, proses pengambilan suara sempat tertunda. Pemerintah mengatakan, proses ini dihentikan akibat serangan wabah ebola yang melanda negara, yang merdeka dari Belgia pada tahun 1960. Namun banyak pihak yang menuding jika Joseph Kabila hanya ingin mengulur-ulur waktu saja.
Momen ini juga menunjukan bahwa rakyat Kongo bersatu mengalahkan kediktaktoran. Thierry Nlandu sangat berharap, jika presiden yang terpilih agar dapat menjalankan pemerintah sesuai konstitusi.
J.R. Nugroho
HIDUP NO.07 2019, 17 Februari 2019
