HIDUPKATOLIK.com – Pengalaman sungguh merupakan guru yang luar biasa, di dalamnya, kita dapat belajar banyak hal, teristimewa kebijaksanaan hidup. Pendek kata, pengalaman-pengalaman hidup itu mampu mengantar kita pada kedewasaan hidup beriman. Syaratnya, kita mau belajar merenungkan atau merefleksikannya. Sebaliknya, kenyataan hidup sehari-hari hanya tinggal pengalaman yang kosong melompong tak bermakna jika kita tidak mau merenungkannya dalam dan bersama dengan Tuhan.
Buku Tampilkan Wajah Allah mengajak kita semua untuk belajar memaknai kehidupan kita sehari-hari, yang ternyata sarat dengan makna. Buku ini sekaligus mengajak kita untuk mau membawa dan menghadirkan Tuhan dalam kehidupan. Dengan demikian, sesama kita dapat melihat wajah Allah dalam dan melalui diri kita.
Dengan kata lain, kita menjadi gambar Allah yang nyata bagi sesama yang kita jumpai setiap saat. Buku ini bukan bertujuan menggurui, tapi mengajak kita semua untuk mau melihat pengalaman kita masing-masing untuk kemudian juga merenungkannya. Pada dasarnya semua pengalaman itu sungguh unik dan personal. Allah itu sungguh berbicara secara pribadi. Artinya, Allah hadir dan menyapa kita. Masalahnya adalah maukah kita membuka diri terhadap sapaan-Nya itu? Buku ini sekaligus mengajak kita merenungkan Sabda Tuhan yang senantiasa relevan bagi kita sampai saat ini.
Bagi orang beriman, setiap pengalaman hidup mengantar pada perenungan atas Sabda Tuhan. Sehingga dengan begitu, Sabda-Nya sungguh mewarnai hidup harian kita. Dengan kata lain, Kitab Suci sungguh menjadi pedoman hidup. Hidup harian kita merupakan pelaksanaan dari Sabda Tuhan sendiri.
Inilah yang dinamakan perwujudan iman. Karena itu, judul-judul renungan dalam buku ini sengaja diambil dari potongan ayat Kitab Suci. Tujuannya agar kita semakin memaknai hidup harian kita ini dalam terang Sabda Tuhan sendiri.
Setelah kita melihat, mendengar, dan merenungkan pengalaman hidup harian kita, maka semuanya itu harus bermuara pada hidup doa. Dengan demikian, ada kesinambungan yang tak terputus. Hidup doa kita menjadi lebih “mendarat” karena bersumber atau berdasarkan pengalaman konkret kita sehari-hari. Berkat langkah semacam ini, doa kita tidak terasa garing dan membosankan.
Kita sering kali merasa bosan berdoa, kehabisan kata-kata, dan jenuh dengan rumusan-rumusan doa yang ada di buku doa. Dengan mengangkat pengalaman hidup ke dalam doa, niscaya, hidup doa kita akan menjadi lebih subur dan segar. Tuhan bukanlah sosok yang berada nun jauh di sana. Tuhan sungguh dekat melekat di hati dan hidup kita. Akhirnya, Dia menjadi pribadi yang sungguh dekat bagi kita.
Buku ini hanya akan menjadi berarti jika mampu mengantar dan mengajak anda untuk merefleksikan pengalaman hidup anda pribadi. Dari pengalaman hidup itu, selanjutnya membawa anda pada kedalaman hidup doa.
Akhirnya, membaca sekali hanya memuaskan pikiran dan rasa ingin tahu. Membaca dua kali memuaskan hati. Sedangkan membaca tiga kali menjadikannya milik kita pribadi. Penulis yakin, anda akan mampu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih indah, mengagumkan, berdaya tahan, dan menghasilkan buah berlipat ganda. Selamat membaca dan merenung!
Judul : Tampilkan Wajah Allah
Penulis : I Wawang Setyawan, S.S.
Penerbit : Karmelindo, Januari 2019
Tebal : 176 halaman
Yesaya Singgih OCarm
HIDUP NO.07 2019, 17 Februari 2019