HIDUPKATOLIK.com – Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Zimbabwe mengumpulkan informasi tentang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh keuskupan di Zimbabwe.
“Para korban sangat sering datang ke gereja untuk mencari bantuan dan mengunjungi rumah sakit kami, dan kami membawa kasus-kasus itu menjadi perhatian pemerintah, sehingga mereka menjadi bukti dari apa yang terjadi,” ungkap Pastor Frederick Chiromba, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Zimbabwe.
Uskup Masvingo Mgr Michael Bhasera memimpin delegasi para uskup pada pertemuan 25 Januari dengan Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga, menteri pertahanan negara itu dan kepala badan intelijen nasionalnya untuk membahas protes kekerasan pertengahan Januari di mana 12 orang tewas.
“Pertemuan Harare bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang apa yang memicu situasi ini dan untuk membahas bagaimana pemerintah dan Gereja dapat berkolaborasi sehingga kita bergerak melampaui situasi ini ke Zimbabwe yang kita inginkan,” kata Chiromba.
Dialog sangat dibutuhkan di Zimbabwe mencatat bahwa “ada begitu banyak polarisasi di negara ini dan Gereja paling baik ditempatkan untuk menjadi penengah.”
Penanganan perbedaan pendapat yang dilakukan pemerintah dengan tangan kosong dan tidak toleran” telah mengakibatkan kematian orang-orang tak berdosa, sebut Konferensi Waligereja Zimbabwe dalam pernyataan 17 Januari yang berjudul, “Membangun kembali harapan, kepercayaan dan stabilitas di Zimbabwe.’
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.06 2019, 10 Februari 2019