HIDUPKATOLIK.com – Hari biasa Pekan I Prapaskah. Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32
“Masa Prapaskah, masa untuk mawas diri dan bertobat dari hidup kita yang kurang berkenan di hadapan Allah”
DALAM bacaan hari ini dikisahkan bahwa Yunus berangkat ke Niniwe dan menyampaikan sebuah pesan singkat. “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang-balikkan” (ay. 4). Benar. Pesan ini terlalu singkat. Hanya satu kalimat.
Dan kalau direnungkan, pesan ini bernada penuh ancaman, dan rasanya terlalu tiba-tiba. Bayangkan kalau Anda tinggal di Niniwe dan tiba-tiba muncul seorang tidak dikenal dan berteriak seperti itu. Apa reaksi Anda? Mungkin reaksi Anda tidak seperti reaksi Niniwe.
Reaksi Kota Niniwe seperti digambarkan dalam teks ternyata sungguh luar biasa. Meskipun Yunus tidak menyampaikan alasan mengapa Niniwe harus ditunggang-balikkan, orang Niniwe tampaknya amat peka dan menyadari bahwa ancaman malapetaka yang akan datang ini ada kaitannya dengan tingkah laku mereka.
Oleh karena itu, mereka mengambil tindakan yang tepat. Diwakili oleh Raja Niniwe, disampaikan perintah agar diadakan perkabungan raya – tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk hewan – dan “masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya” (ay. 8). Lalu?
Kita sekarang sedang berada pada masa Prapaskah, masa untuk mawas diri dan bertobat dari hidup kita yang kurang berkenan di hadapan Allah. Semoga kepekaan orang Niniwe akan akibat perbuatannya juga bisa menjadi inspirasi bagi kita.
Pastor Dr. V. Indra Sanjaya
Dosen Kitab Suci Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
HIDUP NO.10 2019, 10 Maret 2019