HIDUPKATOLIK.com – “Kami ingin tidak sekadar menyajikan firman Tuhan tetapi lebih dikaitkan dengan isu kebangsaan terkini.”
Menemaninya pulang kerja, Fransiska Febriana sering menyetel musik kesukaannya. Kadang juga ia tak mendengarkan atau melakukan apapun. Belakangan, setelah mengetahui ada program siaran yang membawakan firman Tuhan pada jam pulang kerja, perempuan 26 tahun ini memilih untuk selalu memasang earphonenya. Di tengah himpitan para komuter, streaming Oase Rohani Katolik (ORK) menyejukkannya dalam perjalanan pulang ke Bekasi.
Fransiska baru mengenal ORK sejak Januari lalu. Rupanya, siaran berdurasi satu jam ini telah mengudara sejak 12 tahun silam. Seorang imam Salesian Don Bosco yang menginisiasinya. Pastor Peter Tukan SDB meluncurkan program ini sebagai amanat perutusan kongregasinya. Kala itu, ORK disiarkan dalam bentuk program radio yang disiarkan di Radio Cakrawala 98.3 FM (sekarang: Mandarin Station). Karena lokasinya yang jauh, proses rekaman sempat dilakukan di ruang kerja Pastor Peter Tukan SDB di Sunter, sebelum akhirnya menyewa satu rumah di Sunter Jaya.
Atas bantuan Uskup Agung Jakarta kala itu, Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ, ORK mendapatkan tempat di ruang Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Jakarta (Komsos KAJ). “Sejak itu saya merasa ORK sudah menjadi milik KAJ,” ujar Pastor Peter saat ditemui dalam perayaan ulang tahun ORK di Aula Yohanes, Katedral Jakarta, Sabtu, 23/2.
Sejak awal berdiri, Pastor Peter mengangkat konsep pendalaman iman melaui renungan dan tanya jawab antara awam dengan imam. Hingga kini, ORK tetap dikenal sebagai program renungan berdasarkan bacaan harian kalender liturgi Gereja. Renungan ORK dibawakan oleh para imam yang berkarya di KAJ dan dipandu oleh para awam sebagai penyiar.
Bukan hanya biblis dan teologis, ORK juga menyajikan makna bacaan dan permenungan yang bermanfaat bagi kehidupan harian. Dengan kekhasannya masing-masing, para imam pengisi ORK juga mengajak para pendengar untuk berefleksi atas apapun karunia hidup.
Di tahun ke-12 mengudara, selain tetap disiarkan di Mandarin Station, ORK juga dapat didengar melalui radio streaming KAJ Radioline. Streaming ini membantu akses dari berbagai wilayah dan menembus berbagai kalangan usia. Selain auditori, ORK juga telah disiarkan secara visual di HIDUP TV.
Uniknya, para penyiar ORK merupakan awam perempuan yang tidak diberikan imbalan apapun. Di tengah kesibukan profesional harian, mereka secara ikhlas bergantian memandu para imam sebagai narasumber dalam pelayanan pewartaan ini. Tak jarang, mereka harus mengambil cuti kerja demi rekaman ORK.
Meski demikian, hal ini tidak menjadi kendala yang cukup besar bagi para penyiar. Salah satu penyiar, Jeannetta Suhendro, mengatakan yang menjadi tantangan bagi mereka adalah terkait konten. “Kami ingin tak sekadar menyajikan firman Tuhan tetapi lebih dikaitkan dengan isu kebangsaan terkini,” ujarnya.
Pelayanan yang dilakukan oleh awam dan imam ini masih terus dinantikan. Pastor Peter yang kini telah melepas ORK, mengapresiasi Komsos KAJ dan para awam yang menggarap program ini secara sangat baik. Ia berharap karya komunikasi pastoral tidak berjalan sendiri. “Kerja sama antara klerus dengan awam seperti ini semestinya terus ditumbuhkan,” ungkap imam asal Larantuka, Flores ini.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.09 2019, 3 Maret 2019