web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mental Kompetitif

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Sir. 2:1-11; Mzm. 37:3-4.18-19.27-28.39-40; Mrk.9:30-37

ADA pandangan, kebanyakan pengusaha sukses adalah orang Protestan, sedangkan filsuf hebat adalah orang Katolik. Alasannya, etika Protestan lebih menekankan tindakan dan hasil, demi meraih keuntungan. Falsafahnya: “primo vivere, deinde philosophari” ‘pertama-tama hidup (dulu), baru kemudian berfilsafat’.

Sebaliknya, etika Katolik lebih menekankan iman dan lambang guna menciptakan kemurnian hati. Nasihat Injil lebih diutamakan. Hasilnya, mayoritas orang Katolik lebih sering seperti Bunda Teresa, yang “nyawa”-nya diberikan pada mereka yang disingkirkan.

Ketika membaca Mrk. 9:30-37, kita terhenyak. Dengan sangat keras Yesus mengecam mentalitas kompetitif dan prestise, yang menyingkirkan dan menafikan sesama.

“Kekuasaan bukan untuk ‘naik dan mendominasi’, tetapi untuk ‘turun dan melayani’ (lih. juga Mrk. 10:45; Mat. 20:28; Yoh. 13:1-16),” begitu inti ajaran Yesus. Ukurannya adalah sikap, kemauan, dan kemampuan menerima “mereka yang seperti anak-anak” (Yun. toioutos paidion; ay.37). 

Baca Juga:  Renungan Harian 22 November 2024 “Suara Merdu vs Sumbang”

Ungkapan ‘toioutos paidion’ punya arti lebih luas dari sekadar anak-anak (paidion). Ini mengacu pada semua orang, yang (zaman itu) berada pada lapisan sosial terbawah masyarakat.

Silakan memilih: mengikuti nasihat Injil atau nasihat para pakar pengembangan diri untuk menjadi makin happy and rich”?

 

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

HIDUP NO.8 2019, 24 Februari 2019

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles