HIDUPKATOLIK.com – Kej. 9:1-13; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mrk. 8:27-33
KISAH perjanjian Allah dan Nabi Nuh dalam Kej. 9, menunjukkan kasih Allah kepada mereka yang hidup benar di hadapanNya. Pelangi merupakan tanda kasih Allah yang tetap memelihara umat ciptaan-Nya.
Yesus Kristus adalah bukti kasih Allah yang diutus ke dunia untuk menjamin keselamatan tersebut. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kaisarea Filipi, tempat di mana secara politis, kaisar diakui sebagai Tuhan dan orang memperjual-belikan dewa-dewi untuk disembah.
Di situ Yesus mengajukan pertanyaan kepada mereka, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Pada waktu itu, identitas seseorang tidak ditentukan oleh diri sendiri melainkan oleh lingkup komunitas. Menurut kata orang yang diwakili oleh beberapa murid, Yesus bukan Mesias (Elia, Yohanes).
Namun Petrus mengakui-Nya sebagai “Mesias”, yang diurapi untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Yesus melarang para murid untuk mewartakannya, karena Ia ingin agar orang banyak mengetahuinya melalui pengalaman mereka sendiri.
Gagasan Mesias yang dipahami Petrus dan para murid berbeda dengan Yesus sendiri. Bagi mereka, Mesias tidak harus menderita dan mati di salib (ayat 31-32). Petrus bahkan bertindak seperti iblis yang menolak penderitaan Yesus (Mrk. 9:33).
Sebagai orang beriman, kita juga dihadapkan dengan pertanyaan yang sama: “Siapakah Yesus Kristus bagimu?”
Sr. Dr. Grasiana, PRR
Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St Tomas Aquinas Angelicum Roma
HIDUP NO. 07 2019, 17 Februari 2019