web page hit counter
Selasa, 5 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Merawat Semangat di Tanah Rantau

4.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com –  GEREJA adalah sakramen keselamatan bagi semua manusia. Itulah visi Ardas Keuskupan Tanjungkarang yang digemakan sejak 2018. Menyadari bahwa Gereja adalah sakramen keselamatan bagi semua manusia, sangat perlulah menggali nilai-nilai sejarah yang menyertainya. 

Orang perlu “napak tilas” dan menggali kembali nilai-nilai sejarah. Dalam pengantar buku Napak Tilas: Kisah-kisah Iman Jemaat Perdana Gereja Katolik Lampung, Uskup Tanjungkarang, Mgr Yohanes Harun Yuwono menuliskan keyakinannya, bahwa setiap zaman mempunyai berkat dan kesulitannya sendiri.

Jika mereka berhasil mengatasi kesulitan dan dengan penuh syukur menghidupi berkat yang mereka terima, dapat memelihara kehidupan imannya dengan baik; maka kita yang hidup di zaman sekarang. Dengan begitu, setiap orang pasti bisa menghidupi iman dengan baik, pun kalau kita merasa mempunyai banyak tantangan.

Dalam buku ini penulis menyajikan ulasan terkait Gereja yang berkembang di Lampung. Gereja ini identik dengan Gereja pendatang, sebagian umatnya adalah para transmigran atau perantau. Bahkan keberagaman suku juga tampak dalam perkembangan Gereja Lampung.

Penulis bertanya dan menuliskan kisah-kisah perjuangan jemaat perdana yang mayoritas perantau. Tak hanya suka cita yang dialami oleh para perantau ini, beragam tantangan dan kesulitan tentu menjadi warna dalam perjalanan hidup mereka.

Tantangan itu antara lain harus mencari saudara seiman di antara pendatang baru yang jaraknya jauh. Kerinduan mereka akan Ekaristi terus mengusik hati mereka. Bahkan di beberapa tempat untuk menyatakan beriman Katolik pun butuh keberanian.

Penulis berusaha menyegarkan dan merawat ingatan. Dengan ini, ia ingin memupuk iman umat akan Yesus. Meski demikian, buku ini bukan sepenuhnya menjadi sebuah buku sejarah.

Meski begitu, data terkait peristiwa yang ada dalam buku tetap secara ketat memperhatikan ketepatan tanggal dan tahun peristiwa.  Selebihnya, buku ini ingin menuturkan kisah orang-orang sederhana, yang imannya terus bernyala yang sampai saat ini.

 

Fr. Nicolaus Heru Andrianto
HIDUP NO.50 2018, 16 Desember 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles