HIDUPKATOLIK.com – Kerusakan moral telah menjangkiti masyarakat Indonesia. Keprihatinan sosial ini menjadi landasan KAJ menetapkan tahun 2019 sebagai Tahun Berhikmat. Semaraknya terasa di tiap paroki KAJ.
Tujuh orang kepala pemerintah daerah menghiasi koran nasional ketika kasus korupsi mereka terkuak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mirisnya, kejadian ini terjadi saat belum genap angka dua bulan di awal tahun 2018. Sepanjang tahun 2018, hampir setiap hari masyarakat Indonesia disuguhkan dengan berita kriminal yang melibatkan banyak pejabat publik.
Indonesian Corruption Watch (ICW) memaparkan tren korupsi marak dengan tindakan suap, pungutan liar, penggelapan, laporan fiktif, mark up, dan yang paling utama ialah penyalahgunaan wewenang. Indeks persepsi korupsi (IPK) yang dikeluarkan Transparency International pun menempatkan Indonesia di posisi 37. Ketua KPK, Agus Rahardjo dilansir dalam Kompas, (4/12) mengatakan, bahwa pertumbuhan IPK Indonesia paling tinggi dibandingkan negara di dunia.
Kemerosotan moral oleh para pejabat publik inilah yang menjadi sorotan gerak langkah evangelisasi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Dalam Surat Gembala Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo mengutip dari harian Kompas bahwa telah terjadi kerusakan kesadaran moral. Pemimpin yang berseliweran di layar kaca akibat terjerat kasus hukum menunjukkan kepada rakyat bahwa sudah pasti tidak menerapkan amanah sila ke-4 Pancasila yakni, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan perwakilan”.
Melihat situasi demikian, tahun 2019, KAJ ingin mendalami kata “hikmat” sebagai bahan permenungan. Lengkapnya, KAJ memilih tema “Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat”.
Sedari Katedral
Semarak pembukaan “Tahun Berhikmat” pun dilakukan di berbagai paroki KAJ. Katedral St Maria Diangkat ke Surga Jakarta menjadi titik paling awal dimulainya tahun ini. Misa peluncuran logo Tahun Berhikmat diadakan pada Sabtu, 5/1 di Katedral St Maria Diangkat ke Surga Katedral Jakarta.
Pada hari yang sama diadakan seminar pembukaan Tahun Berhikmat yang bertempat di Aula Katedral. Seminar ini membahas sosok seorang pemimpin transformatif yang diperlukan untuk melayani di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Rhenald Kasali membeberkan tantangan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu membaca situasi zaman untuk mengambil keputusan terbaik untuk saat ini dan bagi proyeksi masa depan. Selain itu, lanjutnya, teknologi didaulat menjadi game changer dalam pergeseran besar tersebut.
Teknologi membuat pola kehidupan berubah karena membawa disrupsi dan pembauran. Bak koin yang memiliki dua sisi, teknologi menimbulkan dampak positif dan negatif. Namun, pria yang memperoleh gelar PhD dari Universitas Illinois Amerika Serikat ini menegaskan, bahwa teknologi canggih sekalipun tak akan pernah bisa menggantikan cinta. “Ketika manusia berhenti menggunakan ponsel genggamnya, maka naluri kehidupan akan muncul,” tuturnya tegas.
Tahun 2019 sebagai tahun elektoral, harus dilihat sebagai kesempatan untuk memilih pemimpin yang mampu memberi perubahan positif bagi masyarakat. Pastor Franz Magniz-Suseno menghimbau, agar umat Katolik memilih dan jangan “golput”. Ia menegaskan, agar umat Katolik tidak terpecah belah. “Kebangsaan haruslah yang mengikat kita. Jika karena keterikatan agama menjadikan kebangsaan luntur, maka patut dipertanyakan kebenaran ajaran guru agama tersebut,” ungkapnya.
Guru Besar Emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini menambahkan, pemimpin harus sadar bahwa tantangan terbesar adalah menjaga kesatuan. Ia menegaskan, populisme akan menjadi ancaman selain adanya ancaman politik terbesar yaitu korupsi.
Nuansa Berbeda
Ada nuansa berbeda dalam Misa Ekarisi di Paroki Yohanes Penginjil Blok B. Pada Misa pukul 09.00 WIB, Pastor Herry Wijayanto SJ, yang memimpin Misa pada waktu itu, mengganti homilinya dengan membacakan surat gembala Tahun Berhikmat 2019 “Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat”. Pembukaan Tahun Berhikmat ditandai dengan pergantian banner dari tahun sebelumnya, “Tahun Persatuan” yang berganti menjadi banner Tahun Berhikmat.
Pastor Herry menegaskan, agar umat di paroki mencontoh tiga orang majus yang berjuang untuk bertemu Tuhannya. Pastor Herry mengatakan, pertemuan dengan Tuhan selalu memperbaharui serta menjanjikan pribadi-pribadi yang terus bertumbuh dalam kasih dan dalam hikmat dan kebijaksanaan. “Supaya kita menadi perpanjangan tangan untuk berkat kehidupan,” tandas Pastor Herry.
Pada pembukaan ini, Seksi Kerasulan Kitab Suci bersama Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Paroki Blok B juga mengadakan gelar wicara bertajuk “Kepemimpinan Transformatif” di Aula Ignatius Gedung Yohanes, 5/1. Seminar ini menghadirkan penggiat media sosial Denny Siregar, Sekretaris Wilayah PW GP Ansor DKI Jakarta, Gus Yaqut, dan Dendy Zuhairil Finsa yang mewakili Ketua Banser NU yang berhalangan hadir.
Sedangkan di Paroki St Matias Rasul Kosambi mengawali Tahun Hikmat dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Michael Wisnu AP. Dibukanya selubung yang menutup logo Tahun Berhikmat dan Bunda Maria Bunda Segala Suku Bunda Umat Berhikmat menandai pembukaan ini.
Pastor Michael lalu memberikan logo Tahun Berhikmat kepada setiap lingkungan yang diwakili oleh ketua wilayah, demikian juga tiap kelompok bidang pastoral. Salah satu umat Paroki Kosambi, Edward Hermawan mengungkapkan, pembukaan ini sebagai suatu hal yang luar biasa. Sebagai umat, ia diajak untuk meminta hikmat Allah dalam hidup bernegara.
Di Paroki Santo Matius Rasul Bintaro, Tahun Berhikmat dibuka dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Provinsial SX di Indonesia, Pastor Antonius Wahyudianto SX. Ia didampingi, Pastor Enrique Sanchez SX.
Pastor Antonius membuka selubung logo “Tahun Berhikmat” bersama Ketua Panitia Penggerak Tahun Berhikmat Paroki Bintaro, Frans Sudarmanto. Dalam sambutan singkatnya, Frans mengajak umat paroki agar kita semakin arif bijaksana dalam keluarga, komunitas dan masyarakat.
Suasana pembukaan Tahun Berhikmat semakin terasa dengan pemukulan gong dan pelepasan burung merpati di Taman Bhinneka yang terletak di Kompleks Paroki Bintaro. Dengan iringan Musik Qasidahan, dinyanyikan “Perdamaian”.
Pemukulan gong ini dilakukan oleh Wakil Dewan Paroki Bintaro, Yustinus Haris. Sedang pelepasan burung merpati oleh para pastor yang memimpin Misa, termasuk Romo Magnis, Ketua RW dan Wakil Sekretaris Jendral NU, H. Imam Pituduh. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan acara gelar wicara dengan tema “Dialog Perdamaian Antar Umat Beragama”.
Paroki St Arnoldus Jansen Bekasi juga mengadakan acara serupa. Sebagai pra-penanda Tahun Berhikmat, diadakan Seminar Tahun Berhikmat, 5/1. Sehari kemudian diadakan Misa yang dilanjutkan dengan seremonial pelepasan burung merpati di pelataran gereja oleh Pastor Ambrosius Pantola SVD dan Pastor Flavianus Levi Lidi Pakpahan SVD.
Di St Lukas Sunter, pada pembukaan tahun ini, paroki mengundang lima tokoh lintas agama. Wakil Gereja Protestan, Pendeta Ramses menyatakan, keterpukauannya akan pemilihan Tahun Berhikmat karena hikmat adalah ciri Kristiani yang sering kali dilupakan oleh murid Kristus sendiri. “Jika kita berhikmat pasti kita bisa berteman, bersahabat dengan siapa saja,” ucapnya.
Perwakilan Budha, Bikkhu Cittajayo juga mengapresiasi acara ini. Ia mengungkapkan, agama itu seumpama sungai yang mengalir pada suatu muara, demikian juga manusia bertemu pada suatu titik yakni rasa perdamaian. “Memperjuangkan rasa damai akan dimungkinkan dengan hikmat,” bebernya.
Kepala Paroki Sunter Pastor Jakub Janami Barus OFMConv juga mengutarakan harapannya agar Gereja dapat semakin berbaur dengan masyarakat. “Semoga warga bukan saja menerima kita, tetapi melihat apa yang kita perjuangkan, yang memang harus dilihat secara bersama-sama yakni persatuan,” tuturnya penuh harap.
Berbeda dengan paroki lainnya, Paroki Santa Monika Serpong mengadakan sosialisasi sebelum diadakan pembukaan Tahun Berhikmat pada 25 Desember 2018. Tujuannya, untuk mengenalkan kepada umat khususnya di tingkat Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIR) bahwa tahun 2019 KAJ akan memiliki semangat berhikmat. Kegiatan ini diadakan berbarengan dengan Perayaan Natal Anak sehingga dibawakan dengan suasana meriah ala anak-anak.
Selanjutnya, di Paroki Serpong, pembukaan resmi Tahun Berhikmat diadakan pada hari Minggu, 6/1. Ribuan umat memenuhi bangku-bangku Misa untuk merayakan pembukaan dari semangat dasar sila ke-4. Acara kebersamaan pun dilaksanakan bersama dengan perwakilan FKUB, Kementerian Agama, dan tokoh agama. Kepala Paroki Serpong, Pastor Bernardus Yusa Bimo Hanto OSC berharap, Tahun Berhikmat ini akan menjadi momentum umat Katolik semakin membuka diri kepada masyarakat luas. “Semoga di Tahun Berhikmat ini realisasi persaudaran bukan hanya terjadi di level paroki tetapi level lingkungan terlebih keluarga sehingga tercipta pribadi yang rendah hati dan partisipatif,” tandas pastor yang menggembalakan 14.806 umat ini.
Felicia Permata Hanggu
Laporan: Marchella A Vieba, Karina Chrisyantia, Albertus Binardi, Konrad Mangu
HIDUP NO.08 2019, 20 Januari 2019