HIDUPKATOLIK.com – Pada tahun 2019 ini, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara genap berusia lima puluh tahun. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, perjalanan lima puluh tahun merupakan sebuah proses yang panjang.
Telah terjadi dinamika yang mewarnai perjalanan lima puluh tahun. Ada pengalaman yang meneguhkan, ada pula yang menantang.
Seluruh dinamika itu patut disyukuri sebagai kesempatan bagi STF Driyarkara untuk bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi dalam kehadiran dan pengabdian bagi Gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Rangkaian ungkapan syukur ini diawali dengan kegiatan Perayaan Ekaristi di Gereja Katolik St. Paskalis, Jakarta, Sabtu (15/2).
Perayaan Ekaristi dilaksanakan secara konselebran oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno, OFM, dan Uskup Keuskupan Pangkal Pinang Mgr Adrianus Sunarko, OFM.
Hadir pula dalam perayaan ini, Provinsial Serikat Yesus Provinsi Indonesia, Petrus Sunu Hardiyanta, SJ dan Provinsial OFM Indonesia Mikhael Peruhe, OFM selaku anggota Yayasan STF Driyarkara.
Mgr Ignatius Suharyo yang juga menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan STF Driyarkara menyatakan bahwa masyarakat mengakui STF Driyarkara sebagai lembaga yang terhormat dan mempunyai peranan yang besar dalam rangka mencerahkan hati dan budi melalui penerbitan-penerbitan yang tersebar luas ke seluruh Indonesia.
Mgr Adrianus Sunarko, OFM juga menyatakan STF Driyarkara telah menyumbangkan pikiran dan gagasan-gagasan yang mendalam bagi perkembangan bangsa Indonesia untuk memperkokoh dan menjaga falsafah bangsa Indonesia (Pancasila) serta mampu menjaga semboyan bangsa Indonesia (Bhineka Tunggal Ika).
Tema yang memayungi seluruh rangkaian Dies Natalis STF yang kelima puluh ini adalah “50 Tahun STF Driyarkara: Keterlibatan Filsafat dalam Membangun Keindonesiaan.”
Tema ini mau menunjukkan kontribusi STF Driyarkara sebagai komunitas akademik, yang mencerahkan budi, mengasah nurani, dan menggerakkan aksi demi terwujudnya kondisi manusia dan tata dunia yang lebih sehat.
Dalam konteks bangsa Indonesia, komunitas akademik STF Driyarkara terlibat untuk membentuk manusia yang berkepribadian kritis, berintegritas, dan bertanggungjawab.
Secara umum ada dua gugus kegiatan yang diadakan oleh STF Driyarkara untuk merayakan 50 tahun keberadaannya di Indonesia.
Pertama, bersifat akademis, seperti seminar, penulisan buku, diskusi buku. Kedua, non-akademis, seperti perayaan Ekaristi Kudus, olah raga, teater, bakti sosial, serta keterlibatan dalam kegiatan lari sehat.
Semoga dengan perayaan lima puluh tahun ini, STF Driyarkara semakin membuka diri untuk terlibat dalam membangun kebangsaan.
Diharapkan pula bahwa kehadiran STF semakin dikenal, diterima dan didukung oleh Gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Tentang STF Driyarkara
Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara didirikan pada 1 Februari 1969 oleh Perkumpulan Aloysius (badan hukum tarekat Serikat Yesus Indonesia) dalam kerjasama dengan Ordo Saudara-saudara Dina Indonesia (Ordo Fransiskan) dan Keuskupan Agung Jakarta sebagai lanjutan pelbagai pertimbangan dan pembicaran bersama.
STF Driyarkara saat ini menyelenggarakan pendidikan tinggi melalui dua program studi yaitu Filsafat dan Filsafat Keilahian untuk program Sarjana, Pasca Sarjana, dan Doktoral.
Septian Marhenanto
(AJ media relations STF Driyarkara)