HIDUPKATOLIK.com – BERAWAL diperkenalkan dan diajak seorang teman untuk berkumpul dengan petani anggrek, Agustinus Prima Yudhi Brata, atau yang akrab disapa Agustinus ini kelamaan merasa tertarik dengan tanaman, khususnya anggrek. Karena sang ayah pun memiliki skill berkebun, maka pria ini pun mencoba untuk memegang alat kebun.
Kelahiran Kota Batu, 22 Agustus 1984 yang biasa berada di balik layar komputer dan bekerja di bidang penginjilan ini memutuskan untuk membuat kebunnya sendiri di atas lahan di rumahnya. “Yang saya tanam awalnya anggrek, terus jeruk manis, dan peras, kemudian bertambah ke pohon ara, strawberry, dan tanaman sayuran lainnya,” ucapnya.
Di waktu awal menjalani kebunnya ini, Agustinus sempat merasa kesulitan. Pasalnya, ia kebingungan perihal pemupukan. Tak sampai di situ, hingga kini masalah utama yang harus dia hadapi yaitu soal hama dan juga anggrek yang kadang mati saat melakukan pembibitan.
Kini, sebagian hasil kebunnya dijual, untuk konsumsi pribadi, dan juga amal. “Yang dikonsumsi pribadi tentunya lebih sehat dan hemat dapur. Sebagian ada yang diamalkan supaya orang ke kebun bisa ambil gratis,” ungkap umat Paroki Gembala Baik Kota Batu ini.
Menurutnya dengan merawat tanaman yang juga merupakan makhluk hidup, berarti merawat ciptaan Tuhan. Berani mencoba dan rendah hati menjadi modal utama Agustinus. “Harus sayang dan cinta pada tanaman, karena akan dibalas hal baik pula nantinya,” ungkapnya.
Marchella A. Vieba
HIDUP NO.52 2018, 30 Desember 2018