web page hit counter
Minggu, 3 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

STF Driyarkara Raih Dua Penghargaan dari Kemenristekdikti

5/5 - (1 vote)

[@stf.driyarkara]
Preparasi, Aksi, dan Refleksi
STF Driyarkara didirikan oleh Perkumpulan Aloysius (badan hukum tarekat Serikat Yesus Indonesia), bekerja sama dengan Ordo Saudara-saudara Dina Indonesia (Ordo Fransiskan) dan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Sesuai dengan cita-cita Alm. Prof. Drijarkara yang dirajut dalam proses panjang preparasi, aksi, dan refleksi, sekolah ini diawali oleh 8 mahasiswa dan 3 dosen biasa, dan dibantu oleh beberapa dosen luar biasa, perkuliahan dirintis di Biara Susteran Ursulin di Jalan Gereja Theresia; sementara Residensi Kramat VII/25 digunakan sebagai kantor Direktur dan Sekretariat STF Driyarkara. (sumber: @stf.driyarkara).

Pada tahun 1971, STF Driyarkara memperoleh status “terdaftar” dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bersamaan dengan dibangunnya kampus yang ada dan aktif sampai sekarang di Rawasari, Jakarta Pusat.

Baca Juga:  Renungan Harian 31 Oktober 2024 “ 35 Senjata Allah"

Baca juga: 

Seiring perjalanan waktu, kini STF Driyarkara termasuk salah satu dari dari 100 Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik Terbaik versi Kemeristekdikti.

STF Driyarkara juga termasuk dalam 10 universitas swasta terbaik di Indonesia, di berbagai daerah hasil pemeringkatan DIKTI. Coba simak ulasan dari Quipper.com berikut ini, siapa tahu kamu juga berminat untuk belajar di STF Driyarkara:

Bagi kalian penggemar pemikir-pemikir hebat dunia semisal, Plato, Heiddeger, Nietzsche, Ibnu Sina, Bakunin, Freud, Popper, Russel, hingga Dawkins, tak salah bila memantau Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara sebagai pertimbangan tujuan melanjutkan studi.

Universitas swasta terbaik Indonesia yang berlokasi di Cempaka Putih Indah 100 A, Jakarta Pusat, DKI Jakarta tersebut memfokuskan diri pada Ilmu Filsafat dan Teologi. Studi Filsafat menjadi magnet para calon mahasiswa untuk menempa diri membedah nalar.

Sang pendiri, Prof. Nicolaus Drijarkara, telah meletakan homo homini socius (manusia kawan bagi sesama) untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia) sebagai landasan pengajaran. Bosan dengan studi terapan dan ingin menyelami bedah nalar dan logika, silakan Quipperian menjajaki ilmu di STF Driyarkara.

 

Baca Juga:  Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus: Meletakkan Pondasi yang Kuat

Antonius Bilandoro

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles