HIDUPKATOLIK.com – Beriman dengan hati mengandaikan setiap orang memiliki bela rasa. BKSY adalah semangat berbagi yang memanusiakan manusia agar bisa menyalurkan kasih kepada orang lain.
Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dalam sebuah testimoni pernah mengatakan ia sangat tertarik dengan sebuah catatan yang ditulis Kardinal Basil Hume OSB. Salah satu bagian refleksi itu tertulis, “Menjadi Uskup itu tidak sulit. Modalnya hanya tiga kata yaitu ‘baik, terima kasih, lanjutkan’.” Kata-kata ini mengungkapkan iman seseorang, di mana manusia hidup membutuhkan orang lain. Dari segi humanis, manusia perlu terbuka untuk memanusiakan orang lain.
Irwan Hidayat
Direktur PT. Sido Muncul
Mewajibkan Karyawan
“Bagi Sido Muncul bela rasa kepada orang yang membutuhkan bukanlah hal yang baru. Banyak kegiatan sosial yang telah dibuat dengan tidak memandang kepada golongan atau orang yang akan dibantu. Tidak peduli apa latar belakangnya Sido Muncul akan membantu. Lewat berbagai diskusi kami mengikutsertakan sedikitnya 2.952 karyawan untuk bergabung dengan BKSY. Tujuannya agar banyak orang mengalami kasih”.
F.C. Purwanta
Sekretariat Pusat BKSY
Berani Tidak Lazim
“BKSY melatih orang bukan kurang hati tetapi murah hati. Dengan membantu sesama kita berkembang menjadi anak-anak Allah yang murah hati dimana mau menghargai martabat manusia. Hal ini sebagaimana tercermin dalam Arah Dasar Pastoral KAJ. Sebab bela rasa itu butuh revolusi mental, rubah cara pandang yang lazim. BKSY didasarkan pada pengertian bahwa bila Tuhan telah membantu saya, maka saya perlu memberi untuk orang lain. Bila cara pandang ini berubah maka semua orang akan mengalami sukacita karena begitu banyak tangan-tangan kasih yang mau membantu”.
Roosniati Salihin
Wakil Presiden Direktur Panin Bank
Gerakan Pemberdayaan
“Setiap bulan saya selalu ingat BKSY dan setiap bulan saya menyumbang untuk BKSY. Bagi saya, BKSY mengingatkan kita tentang pentingnya sikap berbela rasa (compassion) dan kemauan menumbuhkan kepedulian dengan cara yang sederhana dan mudah diaplikasikan. Saya percaya bahwa kepedulian dan berbelarasalah yang membuat kita memahami mengapa kita hidup dan mengapa kita berkarya. Saya percaya banyak orang akan berpartisipasi membesarkan BKSY karena gerakan ini bukan gerakan karitatif tapi gerakan pemberdayaan dengan sistem yang bagus.”
Theresia Kustinah Jerry K
Voluntir di Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, KAJ
Kehadiran Nyata Gereja
“Menjadi rasul (voluntir) bagi program BKSY membuat saya paham bagaimana pertolongan Tuhan itu selalu tepat waktu. Saya merasakan bagaimana susahnya sistem yang dibangun dalam BKSY, tetapi saya mau terus belajar. Di paroki saya, program BKSY membuat orang merasakan betapa Gereja hadir kepada orang kecil, lemah, difabel, dan marginal. Ini sebuah sentuhan yang sangat bagus. Demi nilai kasih kepada sesama, saya tidak pernah bosan memberi pelatihan kepada umat di lingkungan. Semoga kedepan banyak umat yang mau terlibat membantu lagi saudara-saudari yang berkekurangan”.
Jefry Sumarno
Komisi PSE Paroki St Yohanes Penginjil Blok B, KAJ
Tepat Sasaran
“Membantu orang yang diterjemahkan sebagai bela rasa, maka perlu bantuan itu tepat sasaran. Karena itu kami Komisi PSE Paroki Blok B sebelum membantu orang selalu berbicara soal data. Paroki kami meski di tengah kota dan diapit oleh pembangunan yang cepat tetapi di beberapa wilayah masih banyak orang yang butuh bantuan setidaknya sekitar 355 kepala keluarga. Bagi saya BKSY adalah program nyata yang benar-benar membantu umat yang membutuhkan. Program tepat sasaran yang tidak semata karya karitatif tetapi mengajarkan umat untuk buat sesuatu supaya dibantu. Jangan sampai umat yang memiliki rumah mewah, ada kolam renang di rumah, juga apartemen malah lebih utama dibantu ketimbang umat menengah kebawah yang tidak tercukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, juga kesehatan dan pendidikan”.
Pastor Rudy Hartanto
Ketua Komisi Katekatik KAJ
Media Sukacita, Wartakanlah!
“Dalam kegiatan Semiloka Bela Rasa bertajuk “Bersama Katekis Mewujudkan Umat Allah yang Murah Hati Melalui BKSY” Oktober 2017 lalu, saya mengatakan agar BKSY harusnya menjadi gerakan bersama suka menolong. Gerakan ini harusnya juga sebagai kabar gembira dan jalan sukacita. Banyak orang ingin membantu orang lain tetapi tidak ada medianya. Maka BKSY adalah kabar sukacita, jalan sukacita maka perlu diwartakan. Para katekis juga harus memiliki kewajiban untuk mewartakan bentuk iman yang nyata ini”.
Yusti H. Wuarmanuk
HIDUP NO.01 2019, 6 Januari 2019