Sekolah Tukang
SMK Strada Jakarta yang dikelola oleh Yayasan Bina Teknik Strada dan berada di bawah Keuskupan Agung Jakarta, pada mulanya berangkat dari keprihatinan Pastor H.van Opzeeland, SJ (pendiri STM Strada) melihat pemuda-pemuda lulusan SMA yang menganggur. Ketidak-mampuan biaya dan keterbatasan keterampilan hingga membuat mereka kalah bersaing.
Romo van Opzeeland, sapaannya, kemudian mendirikan sekolah tukang berupa bengkel keterampilan di bengkel di Paroki St Afonsus Rodriguez, Pademangan pada 1 Januari 1969.
Selanjutnya dibangun Sekolah Tehnik Menengah (STM) dengan jurusan Teknik Mesin dan Listrik. Dengan membentuk STM Strada, akan mendapatkan ijazah. Cita-cita membangun sebuah lembaga formal Sekolah Teknik Strada akhirnya terwujud pada 29 April 1974.
Mekatronika Perdana
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Strada sebelumnya membuka lima jurusan: Teknik Permesinan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Elektronika Industri, dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Kini SMK Strada Jakarta telah melakukan pengembangan program studi (prodi) dan unit produksi yakni Teknik Pemesinan, Teknik dan Bisnis dan Sepeda Motor (dengan setting bengkel unit produksi untuk siswa), dan Teknik Mekatronika.
Teknik Kendaraan Ringan digabungkan ke dalam satu jurusan yakni otomotif, jurusan Teknik Bisnis dan Sepeda Motor, yang didalamnya mempelajari bisnis layanan jasa. Secara khusus juga diperkenalkan program studi Mekatronika, yakni penggabungan antara studi listrik dan elektronika, dengan masa belajar pendidikan 4 tahun (setara Diploma 1).
Jumlah siswa keseluruhan ialah sekitar 330 orang yang tersebar di tiga kelas pada masing-masing prodi. Satu kelas terdiri dari sekitar 17 hingga 21 anak.