HIDUPKATOLIK.COM – PERKEMBANGAN zaman nan pesat menyebabkan semakin melebarnya jurang antar generasi. Jurang itu bisa kian melebar bila tiap generasi tak mampu saling memahami.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Helena Rahayu Wonoadi di hadapan ratusan peserta seminar Leadership Zaman Now, di Gedung Sanggar Prativi, Jakarta Pusat, Sabtu 6/1. “Gap antara generasi baby boomer, generasi x, generasi y, generasi y sangat menonjol dalam pergaulan dan perilaku sehari-hari. Ketika tidak ada upaya saling memahami tentu saja sangat menghambat perkembangan satu sama lain,” katanya.
Lebih lanjut, Yayuk, sapaannya, mengatakan, di tengah zaman yang tak pasti ini perbedaan generasi menjadi persoalan serius. Maka kebutuhan akan kepemimpinan (leadership) sangat penting dan dimulai dari diri sendiri.
Ia menambahkan, pada era revolusi industri 4.0 ini dibutuhkan leadership 4.0 yang mampu merangkul lintas generasi dan mampu mengantisipasi masa depan. “Setiap orang bisa menjadi pemimpin yang baik selama ada upaya untuk menggali potensi diri.
Mengasah kualitas dan mampu membaca kepastian pada masa mendatang,” beber Chief Market Access & Government Affair Officer PT Novartis Indonesia itu. Senada dengan itu, pakar komunikasi dan kepemimpinan Rafael Antonius mengungkapkan, krisis kepemimpinan dirasakan saat ini.
Mirisnya, persoalan itu disebabkan kurangnya komitmen untuk menggali potensi kepemimpinan yang hadir dalam setiap individu. Kepemimpinan bukanlah suatu yang sekali jadi dan tak pernah ada titik akhir. Potensi diri seperti mental, karakter, perilaku hingga kognitif perlu digali terus menerus.
Sr. Yunita CB, pengurus Civita Youth Camp, menerangkan, seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Lustrum IX Civita Youth Camp. “Seminar ini juga untuk memotivasi orang muda menjadi pemimpin sekarang. Di luar sana, ada begitu banyak pemimpin tapi tak memiliki kualitas seorang pemimpin,” pungkasnya.
Willy Matrona
HIDUP NO.3 2019, 20 Januari 2019