HIDUPKATOLIK.COM – ISTILAH minoritas dan mayoritas merupakan propaganda kaum yang ingin memecah belah bangsa. Demikian kata Denny Siregar dalam talkshow Kepemimpinan Transformatif yang diselenggarakan oleh Paroki St Yohanes Penginjil Blok B,
Jakarta Selatan, Minggu, 6/1.
Penulis dan penggiat media sosial ini meminta umat untuk menghilangkan konsep minoritas dari pikiran mereka. “Konsep ini adalah kekalahan dalam pikiran kita. Kalau mental kita minoritas, mau berjuang saja takut,” ujar Denny.
Dalam kamus anak bangsa, menurut Denny, seharusnya tidak boleh ada minoritas dan mayoritas. Semua anak bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ia menekankan dalam Sumpah Pemuda 1928, dengan jelas disebutkan kita bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.
Ia menambahkan, melabeli diri sendiri sebagai minoritas berarti sudah mengkotakkan diri sebagai kelompok kecil yang akhirnya menjadi eksklusif dan tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar.
Karena itu, ia mengajak umat Katolik untuk menggandeng komunitas lain di luar Gereja dalam mengamalkan karya dan melakukan gerakan tertentu. “Jangan bergerak sendiri, gandenglah teman-teman di luar Gereja dan lepaskan nama-nama agama yang melabeli. Kita pakai nama kemanusiaan,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta, Dendy Zuhairil Finsa, mengungkapkan, pemimpin yang transmormatif adalah pemimpin yang mau berpartisipasi dan bisa memberdayakan anak bangsa. Gus Dendy, demikian sapaannya, menyatakan NU akan terus menyuarakan toleransi NKRI.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.3 2019, 20 Januari 2019