HIDUPKATOLIK.COM – Pesta Bertobatnya St. Paulus; Kis. 22:3-16; Mzm.117:1,2; Mrk. 16:15-18
“PERTOBATAN” Paulus sering dipahami secara naif seperti orang “pindah agama”: dari Yahudi menjadi Kristen, padahal nama “Paulus” bukanlah nama baru berkat pembaptisannya oleh Ananias.
Paulus adalah nama Yunani-Romawi (13:9), sedang Saulus adalah nama Ibrani sebagaimana rekan-rekan sebangsanya memanggil dia (Kis 7:58; 8:1; 9:1).
Salah kaprah sedemikian cenderung mengabaikan kompleksitas pengalaman pertobatan Paulus yang seharusnya lebih dipahami sebagai satu panggilan atau satu penugasan akibat satu perjumpaan yang transformatif.
Pengalaman yang mengubah diri Paulus itu berkaitan dengan cahaya serta berbicara soal penglihatan dan pendengaran. Paulus sendiri bersaksi bahwa pengalaman itu sifatnya personal: “Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar” (Kis. 22:9).
Itulah pengalaman perjumpaan yang membawa visi baru yang transformatif. Paulus kini melihat panggilannya sebagai anggota umat terpilih secara lebih “eku menik” dan “universal”, dengan kata lain “lebih katolik” dan tidak mungkin menjadi eksklusif.
Pesta Bertobatnya St. Paulus menjadi penutupan pekan doa untuk persekutuan umat Kristiani justru supaya pengalaman itu menjadi model. Sebagai pengikut Kristus kita harus menjadi semakin terbuka dan mampu menerima kenyataan keanekaragaman berkat perjumpaan dengan Kristus yang bangkit.
Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari Universitas Gregoriana, Roma