HIDUPKATOLIK.COM – Mgr Yohanes Harun Yuwono bersama para imam dan frater di Keuskupan Tanjungkarang mengadakan kunjungan kepada tokoh-tokoh agama sebagai bentuk dukungan Gereja terhadap persaudaraan di Provinsi Lampung.
PARA imam, frater yang berkarya di Keuskupan Tanjungkarang mendampingi Uskup Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono mengadakan kunjungan lintas agama dan budaya, Senin-Rabu, 7-9/1.
Kunjungan ini menjadi kunjungan istimewa sebagai bentuk galang persaudaraan dari Gereja untuk persatuan di wilayah Bandar Lampung. Kegiatan ini diawali dengan Misa syukur yang dipimpin Mgr Harun didampingi Vikaris Jenderal Tanjungkarang Pastor Yohanes Samiran SCJ dan Pastor Bonivantura Lelo OFM, juga sejumlah imam dan frater yang berkarya di keuskupan tersebut.
Dalam homilinya uskup mengajak umat untuk senantiasa menghidupi spiritualitas keuskupan yakni menjadi sahabat Kristus yang dijiwai oleh Roh Kudus dan menghidupi Ekaristi, tidak membeda-bedakan orang.
Rombongan memulai kunjungan dari Susteran Klaris Sekincau menuju Kerajaan Sekala Brak-sebuah kerajaan bercirikan Hindu. Diriwayatkan setelah kedatangan empat umpu dari Pangaruyung yang menyebarkan agama Islam, Kerajaan Sekala Brak Hindu kemudian berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi, Lampung.
Kegiatan ini berlangsung di Gedong Dalom Kepaksian Pernong. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Lampung Barat Mad Hasnurin, Kepala Kantor Kementerian Agama, Paguyuban Sosial Marga Tioghoa Indonesia, camat dari Kecamatan Belalau dan Batu Brak, tetua adat dan para raja se-Kepaksian Pernong, serta tokoh adat setempat.
Dalam prosesi ini, Mgr Harun bersama para imam yang hadir disambut dengan iring-iringan tarian pedang khas Lampung. Dalam sambutannya, wakil Bupati mewakili tuan rumah menyambut hangat rombongan sebagai saudara.
“Kami menyampaikan selamat datang. Kami merasa bangga. Rumah ini adalah rumah kita bersama sebagai keluarga yang terikat persaudaraan dan kekeluargaan,” ujar Hasnurin. Mgr Harun merasa terharu atas penyambutan yang sangat mulia ini di Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong.
Ia menyampaikan misi kunjungan, yakni menjalin silaturahmi dan memperkenalkan para imam yang berkarya di Keuskupan Tanjungkarang. “Sudah lama saya ingin bersilaturahmi, saya merasa dekat dengan Pangeran Edward Syah Pernong.”
Mgr Harun sendiri memuji kehidupan toleransi di Provinsi Lampung. Sebagai saudara, lanjutnya, patut turut serta mengembangkan sikap yang tidak membeda-bedakan orang, entah latar belakang apapun semua adalah saudara.
“Perbedaan jangan menjadikan perpecahan namun harus semakin menjadikan kita saudara,” ungkapnya. Usai perjumpaan di Gedong Dalom Kepaksian Pernong, uskup dan para imam bergerak menuju ke Pojok Cendekia, Lampung Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung Barat, Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi kepemudaan, Banser, TNI dan POLRI.
Dalam sambutannya, Ketua MUI Lampung Barat H. Jafar Sodiq menyampaikan terimakasihnya atas kunjung khususnya di Pojok Cendekia. “Ini merupakan bukti bahwa perbedaan agama bukan sesuatu yang harus kita permasalahkan. Kita harus senantiasa memperkokoh ideologi Pancasila dan persatuan bangsa.”
Fr Nicolaus Heru Andrianto (Lampung)
HIDUP NO.3 2019, 20 Januari 2019