web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Hari Kelahiran Yesus

5/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Dari beberapa sumber yang saya baca dikatakan bahwa Yesus tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Bahkan dikatakan bahwa pada tanggal itu dirayakan ritus penyembahan Dewa Matahari dalam tradisi Mesir. Apakah Gereja ikut menyembah Dewa Matahari?

NN

Pertama, ada dua sarjana dari abad XVII dan XVIII yang berpendapat bahwa perayaan tanggal 25 Desember memang adalah penggeseran pesta religius non Kristiani “kelahiran dewa Matahari”. Yang pertama ialah Paul Ernst Jablonski, seorang Protestan dari Jerman. Ia menuduh bahwa perayaan Natal Kristiani adalah salah satu contoh pengkafiran agama Kristiani. Yang kedua ialah Jean Hardouin, seorang rahib Benediktin. Dia membela Gereja Katolik dengan mengatakan bahwa pengambilalihan itu adalah usaha pengkristenan praktek religius non Kristiani. Ini adalah peluang untuk masuk dalam budaya dengan tetap menjaga kemurnian Injil. Yesus Kristus adalah Sang Matahari sejati.

Kedua, pandangan di atas dibantah oleh William J. Tighe, Lektor Kepala Jurusan Sejarah dari Muhlenberg College (bdk. “Calculating Christmas,” pada Touchstone, December 2003, pada www.touchstonemag.com). Tighe berpendapat bahwa justru perayaan Kristiani sudah terlebih dahulu memilih tanggal 25 Desember dan baru kemudian tanggal itu digunakan sebagai perayaan religius non Kristiani. Pendapat ini didukung oleh bukti-bukti dari abad II dan III yang menunjukkan bahwa orang-orang Kristiani baik di Timur maupun di Barat sudah berusaha menentukan tanggal kelahiran Yesus lama sebelum mereka merayakannya secara liturgis. Perlu diketahui adanya kepercayaan Yudaisme yang ada pada zaman Kristus, yaitu bahwa para nabi Israel mengalami kematian pada tanggal yang sama dengan kelahiran. Inilah kunci untuk mengerti penetapan tanggal kelahiran Yesus. Penetapan tanggal kelahiran Yesus itu didasarkan pada tanggal wafat-Nya.

Ketiga, dipercayai bahwa Yesus wafat sehari sebelum malam Paskah Yahudi, yaitu tanggal 14 Nisan, menurut penanggalan lunar Yahudi. Jika dilihat pada penanggalan solar, padanan dari tanggal ini ialah 25 Maret tahun 29. Maka tanggal 25 Maret dilihat sebagai tanggal kelahiran Yesus. Dalam perjalanan waktu, dipikirkan bahwa kematian adalah masuknya seseorang pada hidup kekal, sedangkan kelahiran adalah masuknya seseorang pada hidup di dunia ini. Akibatnya, tanggal 25 Maret dilihat lebih sebagai saat masuknya Sang Sabda ke dalam dunia ini, yaitu saat penjelmaan-Nya atau pengandungan ke dalam rahim Bunda Maria. Jadi tanggal 25 Maret dilihat lebih sebagai tanggal pengandungan Yesus, sehingga tanggal kelahirannya ialah 25 Desember (sembilan bulan sesudah pengandungan).

Keempat, penetapan tanggal kelahiran itu sudah terjadi terlebih dahulu jauh sebelum Kaisar Aurelius menetapkan tanggal 25 Desember 274 sebagai pesta Dewa Matahari. Pada abad II sudah tidak dirayakan lagi pesta Dewa Matahari yang biasanya dirayakan tanggal 9 dan 28 Agustus. Tindakan Kaisar Aurelius sebenarnya lebih merupakan tindakan politis untuk merangkul dan menyatukan berbagai aliran kepercayaan yang ada waktu itu di bawah pesta tahunan kelahiran Dewa Matahari. Perlu diketahui bahwa tanggal 21 Desember merupakan “titik balik matahari” artinya pada tanggal itu panjang siang hari sama dengan panjang malam hari, dan sejak tanggal itu siang hari akan lebih panjang daripada malam hari. Penetapan tanggal 25 Desember ini merupakan ungkapan simbolis dari harapan Kaisar bahwa kejayaan (disimbolkan oleh siang hari) kekaisaran akan kembali semakin bersinar dan kemerosotan (disimbolkan oleh
malam hari) yang terjadi akan semakin dilenyapkan.

Jadi, tuduhan bahwa perayaan Natal berasal dari perayaan religius non Kristiasni adalah hoax tanpa dasar. Bukti-bukti di lapangan justru menunjukkan bahwa agama Kristiani sudah terlebih dahulu mengambil tanggal 25 Desember sebelum penetapan oleh kaisar. Dasar penetapan tanggal kelahiran Yesus juga bukan perayaan Dewa Matahari, tetapi tanggal kematian-Nya.

Dr Petrus Maria Handoko CM

HIDUP NO.50 2018, 16 Desember 2018

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles