HIDUPKATOLIK.COM – Ibr. 1:1-6; Mzm. 97:1,2b,6,7c,9; Mrk. 1:14-20
SETELAH Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus pergi ke Galilea untuk “memproklamasikan secara resmi” (Yun. kérussó) Kabar Gembira Allah. Muncul sebuah masa baru, di mana terjadi “kejayaan kemenangan Kabar Baik Allah terhadap segala kekuasaan”.
Gerak penentuan Ilahi ini bukan sekadar harapan, tetapi sungguh “sudah dan akan terus terjadi” melalui pengajaran dan karya Yesus. Inilah makna “waktunya telah genap” (ay. 15). Berhadapan dengan gerak Ilahi ini, jawaban sikap yang harus dimiliki, adalah “bertobat dan percaya kepada Kabar Gembira”.
Bertobat (Yun. metanoeó) adalah mengubah inner disposition, cara berpikir dan bersikap, serta pilihan hidup, hingga Allah menjadi satu-satunya Penguasa kehidupan. Sedangkan ungkapan “percaya kepada (Yun. pisteuó en)”, menandakan adanya komitmen dan penyerahan hidup kepada Injil.
Ini dasar pembentukan komunitas murid Yesus yang pertama dan Gereja Perdana (lih. Kis. 20:21). Perikop Mrk 1:14-15 merupakan inti, arah, dan tujuan seluruh kehadiran Yesus Kristus. Untuk mewujudkan perintah kembar “bertobat dan percaya”, diperlukan sebuah komunitas. Menjadi “penjala manusia” (ay. 17) adalah panggilan komunitas tersebut.
Artinya, para murid harus bersedia “ikut dalam karya pengadilan Kerajaan Allah”, seperti tertulis pada Yer. 16:16-18.
Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia