HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh, saya memiliki seorang asisten rumah tangga (ART). Kerjanya rajin dan tak banyak bertingkah. Hanya ada hal yang membuat saya “gerah”. Keluarganya tiap kali menelepon dia selalu minta uang dengan berbagai alasan. Entah apa karena ART saya terlampau baik, dia selalu mengirim uang untuk keluarganya. Dia sendiri pun kemungkinan belum bisa menabung.
Persoalan lain, sudah tiga kali dia mengirim uang untuk keluarganya melebihi gaji bulanannya. Lantaran belum bisa menabung, dia meminjam uang kami agar bisa mengirim uang sesuai permintaan keluarganya. Kami tak nyaman dengan sikap keluarganya, juga kasihan dengan ART kami karena terlampau baik. Kami sempat tak ingin meminjamkan uang kepadanya tapi kuatir bakal berdampak pada sikapnya kepada anak-anak kami. Karena selama kami bekerja, anak kami bersama ART. Apa yang harus kami lakukan?
Yohana Sumeti, Surabaya
Ibu Yohana yang baik hati, permasalahan ART memang terkadang membuat kita tidak habis mengerti mengapa mereka tidak memikirkan masa depan dan tidak memikirkan perencanaan. Perlu kita sadari bahwa seseorang menjadi ART sebagian besar disebabkan karena kondisi ekonomi yang buruk. Menjadi ART adalah pilihan yang kesekian.
Jika boleh memilih, tentu mereka akan memilih bekerja sebagai karyawan ataupun menjadi pengusaha. Kondisi ekonomi buruk yang dialami keluarga menjadi salah satu sebab mengapa ART Ibu “sibuk” mengirim uang ke kampung tanpa memikirkan masa depannya sendiri. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi.
Pertama, kondisi ekonomi keluarganya sangat buruk sehingga harus menjadi tulang punggung keluarganya sehingga dengan “rela” menyerahkan uang hasil jerih parahnya untuk keluarganya. Kedua, budaya membuatnya harus “tunduk” kepada keinginan orang tua atau keluarganya. Ketiga, memiliki pemikiran bahwa dia bisa hidup dan makan di rumah majikannya, sehingga tidak begitu khawatir tentang bagaimana dia tinggal dan makan untuk besok dan seterusnya.
Pemahaman terhadap kondisi keluarga ART akan membantu kita untuk paham bagaimana memperlakukan dan mengarahkan ART. Saya tidak tahu apakah Ibu pernah bertemu atau ke rumah ART Ibu sehingga dapat mengetahui secara pasti kondisi keluarganya. Jika memang kondisinya sangat kekurangan, maka ada beberapa hal yang dapat kita lakukan.
Pertama, bicaralah dari hati ke hati tentang perlunya memikirkan masa depan, termasuk menabung. Kedua, katakan terus terang jika Anda peduli dengan masa depan ART dan menyarankan tidak semua uangnya dikirim kepada keluarganya, melainkan ditabung. Ibu bisa membantu membuatkan buku tabungan untuknya sehingga dia mengetahui jumlah uang dalam tabungannya.
Ketiga, bila meminjam uang melebihi gajinya, tanyakan keperluannya. Jika memang penting untuk diberikan pinjaman maka sebaiknya dicicil dengan gajinya setiap bulan dan hanya boleh pinjam lagi jika sudah lunas. Keempat, bila segala cara ditempuh tak berhasil, terkadang secara periodik kita menaikkan gaji ART. Kenaikkan gaji tak usah diberikan, tapi ditabung. Sehingga jika ART benar-benar membutuhkan uang, dia dapat mengambil di tabungan yang Ibu simpan.
Jika semua upaya tak berhasil, kita perlu lebih ikhlas untuk bisa merelakan ART Ibu berkorban bagi keluarganya. Ada pepatah Jawa yang mengatakan bahwa jika menanggung orangtua maka akan banyak rejeki dan mungkin itu yang dipercaya oleh ART Ibu saat ini. Semoga saran saya ini mampu membantu Ibu untuk memutuskan sikap kepada ART Ibu.
Dr Kristiana Haryanti M.Si Psikolog
HIDUP NO.48 2018, 2 Desember 2018