HIDUPKATOLIK.COM – Keuskupan Agung Jakarta menjadi lembaga keagamaan pertama
yang menyerahkan arsipnya kepada Arsip Nasional Republik Indonesia.
KEUSKUPAN Agung Jakarta (KAJ) mencatat sejarah baru sebagai lembaga keagamaan pertama yang menyerahkan arsip-arsip bersejarahnya kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) demi kepentingan bangsa Indonesia.
Hal tersebut diakui oleh Kepala ANRI, Mustari Irawan, dalam sambutannya saat pembukaan Rapat Koordinasi Kerja Sama Archieves without Borders. Menurut dia, KAJ adalah lembaga keagamaan pertama yang secara langsung mendatangi dan menyerahkan arsipnya kepada ANRI.
Institusinya, lanjut Mustari, bekerjasama dengan seluruh mitra tanpa mengenal batas latar belakang sebab manfaat yang didulang bakal dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. “ANRI menerima arsip penting dari mana pun, baik lembaga kementerian, ormas, institusi politik, keagamaan, domestik maupun luar negeri, sejauh itu penting secara nasional,” kata Mustari di Gedung ANRI, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 28/11.
Dalam kerja sama perdana dengan ANRI, KAJ ingin mewujudkan tanggung jawab sejarah dengan merawat sejarah panjang umat Katolik di republik ini. Demikian disampaikan Vikaris Jenderal Pastor Samuel Pangestu. “KAJ memutuskan bekerjasama dengan ANRI sebagai perwujudan rasa cinta tanah air,” ungkap Pastor Samuel.
Dengan bantuan ANRI, Pastor Samuel berharap catatan-catatan Gereja Katolik di Indonesia dapat diakses oleh khalayak umum dan dapat memotivasi KAJ untuk merawat arsip yang ada dengan bertanggungjawab.
Kerja sama tata kelola arsip ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak, mengawali rapat koordinasi ANRI. Selain KAJ, terdapat dua lembaga lain yang mengawali kerja sama dengan ANRI, yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.
Pastor Samuel Pangestu mewakili KAJ, Rektor IAIN Surakarta Mudofir, Sekretaris Utama BNN Sistersins Mamadoa melakukan penandatanganan dengan pihak ANRI yang diwakili oleh Mustari Irawan. Setelah penandatanganan nota kesepahaman, kata Mustari, akan ada penandatanganan perjanjian kerjasama atau executive program bagi lembaga
lintas negara.
Proses penandatangan kesepahaman hingga pengarsipannya akan memakan waktu sekitar dua sampai dengan tiga bulan. Mustari mengatakan ANRI akan membantu KAJ mengelola arsip dalam bentuk teks, foto, film, dan lainnya. Dia sangat mengapresiasi inisiatif KAJ.
“Arsip-arsip ini akan dirawat sepanjang republik ini berdiri,” tambahnya. Pihak KAJ sendiri, setelah penandatangan kesepahaman ini akan terlebih dulu melakukan inventarisasi arsip oleh tim arsip yang diketuai oleh Sekretaris KAJ, Pastor Vincentius Adi Prasojo.
Inventarisasi ini dilakukan agar KAJ dapat memilah mana saja arsip yang layak diserahkan kepada ANRI. Setelah itu, tim dari ANRI akan datang mengambil tindakan selanjutnya sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
Pastor Samuel mengatakan sebagai pelaku sejarah, Gereja mau meneruskan apa yang menjadi kekayaan bangsa agar generasi muda dapat belajar sejarah. “Gereja mau bekerjasama dan terbuka kepada pihak mana pun,” katanya.
Pada November lalu, KAJ secara resmi membuka Museum Katedral Jakarta yang terletak di samping Gereja Katedral St.Perawan Maria Diangkat Surga. Dalam peresmian tersebut, Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, mengatakan, Museum Katedral hadir untuk menghidupkan kembali ingatan umat Katolik akan perkembangan sejarah Gereja di wilayah Jakarta.
Hermina Wulohering