HIDUPKATOLIK.COM – 1 Yoh.4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab, 7-8; Mrk.6:34-44
DALAM suratnya yang pertama, Yohanes mengingatkan bahwa kasih adalah salah satu karakter Allah. Relasi Allah dan manusia ditandai dan dibentuk oleh kasih. Kedatangan Yesus ke dunia adalah bukti kasih Allah. Kematian-Nya memberi hidup kepada manusia.
Olehnya, kita tidak dapat memahami kasih Allah terlepas dari salib Yesus. Injil melukiskan bagaimana Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk percaya dan mengandalkan Tuhan dalam segala-galanya.
Perintah Yesus agar mereka memberi makan orang banyak bertujuan agar murid-murid memahami keterbatasan mereka dan menyadari siapa Yesus sesungguhnya.
Dengan lima roti dan dua ikan, Yesus menggandakannya hingga cukup untuk lima ribu orang. Mata para murid terbuka bahwa Yesus adalah Guru. Ia adalah Anak Allah. Rasul Yohanes menegaskan bahwa Allah adalah kasih. Inisiatif dan prakarsa kasih itu datang dari Allah dan ditujukan kepada segenap ciptaan-Nya.
Pesona kasih Allah itu tampak dalam diri Yesus Kristus. Markus mencatat bahwa Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada orang banyak yang mengikuti-Nya dan Ia memberi mereka makan roti yang digandakan.
Karena kasih-Nya pula, Ia rela mengurbankan nyawa untuk kita. Bagaimana kita menanggapi kasih Allah?
Sr. Dr. Grasiana, PRR
Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St Tomas Aquinas Angelicum Roma
