HIDUPKATOLIK.com – GURU Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, mengatakan, dalam ajaran Katolik, Allah itu adalah satueli vouces yang terdiri dari tiga Pribadi: Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus.
Bagi umat Katolik, memaknai Trinitas melalui kehadiran Allah dalam karya belas kasih, kebaikan, dan kelemahlembutan. Membicarakan tentang Allah maka mengenal sifat Allah yang penuh kasih dalam kaitan dengan pengalaman hidup manusia secara nyata.
Hal tersebut disampaikan oleh Romo Magnis, sapaannya, di aula Pondok Pesantren (Ponpes) Kathamun Nabyyin, di Condet, Jakarta Timur, Sabtu, 15/12. Jawaban itu mengemuka untuk menanggapi pertanyaan Direktur Eksekutif Khatam Institut, Andi Arifah, dalam Seminar Nasional Syiar Cinta 5 : Studi Kooperatif Tafsir Sila Pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
Konsep Trinitas kadang dipersepsikan keliru di luar umat Katolik. Mereka menganggap, umat Katolik memiliki tiga Allah. Padahal Trinitas itu sesungguhnya satu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi, bukan tiga Allah.
Selain itu, Romo Magnis menyarankan agar setiap umat beragama dapat menjalankan keyakinannya dengan damai sehingga semua umat beragama lain merasa aman dan nyaman dalam hidup bersama.
“Agama-agama tidak boleh menakutkan. Kita wajib menjalankan keagamaan kita sedemikian rupa hingga semua warga lain, dari agama dan keyakinan mana pun, merasa diakui, dihormati, dilindungi,” pesannya.
Seminar Nasional ini dilaksanakan untuk membangun semangat persatuan bangsa yang telah memilih Pancasila sebagai falsafah negara. Menurut Andi Arifah kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang melibatkan seluruh tokoh agama untuk berbicara tentang tema-tema sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Kegiatan seperti ini diretas sejak tahun 2015. Dalam seminar kali ini, selain Romo Magnis, hadir pembicara lain, yakni Kabag TU. Kanwil Kemenag Agama Provinsi DKI Jakarta Sadirin, tokoh agama Budha Philip Wijaya, tokoh agama Hindu I. Ketut Budarsa, tokoh muda Islam Abdul Abbas dan Sugiandi Atmaja.
Konrad R. Mangu
HIDUP NO.01 2019, 06 Januari 2019