web page hit counter
Kamis, 19 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Hidup dalam Kebenaran

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com 1Yoh. 2:18-21; Mzm. 96:1-2,11-12,13; Yoh. 1:1-18

TIDAK ada dusta yang berasal dari kebenaran. Seruan inilah yang dapat kita baca dalam bacaan pertama yang bisa menjadi penutup refleksi akhir tahun yang biasanya dilakukan oleh banyak orang di malam pergantian tahun.

Allah, Sang Kebenaran sejati akan menuntun orang beriman pada kebenaran untuk tahu akan kebenaran, berpikir benar, memilih dan memutuskan apa yang benar berlaku secara benar. Kebenaran inilah yang akan membedakan mana orang yang beriman sungguh-sungguh atau yang beriman secara sandiwara.

Atribut keagamaan seperti salib, rosario, jubah, mungkin bisa dijadikan identitas orang beriman, tetapi identitas yang sejati justru dapat ditemukan dari bagaimana orang beriman berpegang teguh pada kebenaran yang ia imani dalam Tuhan.

Namun manusia sendiri tidak dapat mengenal kebenaran sejati. Manusia memerlukan tuntunan untuk mengenal kebenaran itu. Maka dari itu, Yohanes dalam pembukaan Injilnya memberikan sebuah kesaksian luar biasa kepada kita tentang bagaimana Allah sendiri memperkenalkan diri kepada manusia.

Yohanes menyebut kebenaran itu sebagai “Firman” yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dalam Firman itu segala sesuatu diciptakan-Nya dan hidup. Dengan hidup itu manusia mengenal terang, yang tidak dapat dikuasai oleh kegelapan.

Secara eksplisit dikatakan dunia tidak mengenal Firman. Maka dari itu, Firman datang kepada milik-Nya. Kepada mereka yang menerima terang, akan memperoleh identitas baru yaitu sebagai anak-anak Allah. Dengan Firman, manusia akan mengenal kasih dan kebenaran.

Secara ironi Yohanes juga mengatakan betapa manusia akan menolak terang itu. Dari sini kita bisa belajar bahwa panggilan Kristiani untuk hidup dalam kebenaran adalah sebuah tawaran kasih yang menantikan jawaban pribadi kita masing-masing.

Tidak ada keterpaksaan, tidak hanya sebatas menjalani kewajiban belaka, melainkan sebuah penerimaan dan pemberian diri kita kepada Sang Firman, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.

 

Pastor Josep Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles