HIDUPKATOLIK.com – Pesta St. Stefanus Martir; Kis 6:8-10; 7:54-59; Mzm 31; Mat 10:17-22
BANYAK orang bertindak semena-mena demi agama. Agama ditunggangi sebagai kendaraan politik untuk merebut jabatan, kuasa, pengaruh dan harta. Segala cara dihalalkan. Ketika terbentur hukum akibat aneka pelanggaran, mereka melarikan diri.
Berani berbuat salah, enggan bertanggung jawab. Orang benar ditindas dan dikorbankan sebagai kambing hitam. Hal tersebut dialami oleh Santo Stefanus yang kemartirannya kita rayakan hari ini. Stefanus tampil penuh karunia dan kuasa, ia mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Hal itu membuat para pembesar galau, merasa diri terancam. Banyak orang beragama namun tidak beriman. Beriman membawa daya efektif pewartaan akan nilai-nilai yang ditawarkan oleh agama. Stefanus bukan wafat demi agama tetapi karena membela iman dan menjadi saksi iman akan besarnya kasih Allah bagi dunia yang menderita, bagi manusia berdosa, khususnya mereka yang tidak mengenal Allah.
“Karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah” (10:18).
Seperti sakit melahirkan berhimpitan dengan sukacita, demikian pula kerelaan menanggung derita aniaya demi Kristus berhimpitan dengan kemilau iman yang membuat Gereja bersinar dan menyinari dunia.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta