HIDUPKATOLIK.com – Kamis, 20/12 pukul 08.00 pagi, Pastor Ismartono, SJ menerima penghargaan Peduli Buruh Migran dari Lembaga Nirlaba Peduli Buruh Migran. Lembaga ini bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Penghargaan tersebut diberikan kepada para individu yang peduli terhadap pekerja migran Indonesia dalam rangkaian acara sarasehan dan peringatan International Migrants Day 2018. Penyerahan Award dari para buruh migran diwakili oleh Koordinator Peduli Buruh Migran, Lily Pudjiastuti kepada Rektor Universitas Ma Chung Dr. Chatief Kunjaya, M.Sc, untuk diserahkan kepada Pastor Ismartono.
Romo Is, panggilan akrabnya, dinilai sebagai salah satu tokoh yang menginspirasi untuk selalu berbagi membantu buruh migran yang bermasalah dengan memberikan pendampingan dan perlindungan bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mantan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia ini juga pernah mendampingi mahasiswa di Jakarta selama 12 tahun (1981-1994).
Imam kelahiran Yogyakarta, 26 Februari 1945 ini berharap bisa melakukan banyak hal lagi bagi PMI melalui penghargaan yang telah diterima. “Saya dan lembaga Perkumpulan Sahabat Insan lebih banyak mendampingi kelompok yang sering disebut orang-orang terbuang, mereka yang dipulangkan dari luar negeri sebagai buruh migran yang gagal dan akhir-akhir ini kebanyakan pulang sebagai jenazah,” ujar Pastor Ismartono sebagaimana dilansir dari Superradio.
Penganugerahan dilakukan di kampus Universitas Ma Chung, kota Malang dalam acara Sarasehan Hari Buruh Migran Internasional (International Migrants Day), dengan menghadirkan pihak Kementrian Ketenagakerjaan, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), serta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami ingin memberikan ucapan terima kasih kepada mereka di Migran Day karena kepeduliannya kepada teman-teman buruh migran yang makin bertumbuh dari tahun ke tahun,” tutur Lily.
Penghargaan juga diberikan kepada dua insan media yakni Yovinus Guntur dan Subekti, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, dan tokoh Aparatur Sipil Negara atau Kepala Desa Bringinan, Kabupaten Ponorogo, Barno.
Lebih lanjut Lily mengatakan, penghargaan diberikan kepada mereka dengan mempertimbangkan apa yang dilakukan terkait pekerja migran Indonesia. Subekti dan Yovinus Guntur yang tidak hanya mencari berita, tetapi turut memberikan pendampingan kepada PMI. Sementara Barno, pria yang pernah bekerja di Malaysia, dinilai mengayomi dan memberikan contoh baik kepada masyarakat luas, untuk melindungi warganya yang bekerja ke luar negeri.
Antonius Bilandoro