“Kita datang untuk duduk di kaki ‘Tabib Ilahi’ dan belajar darinya bagaimana menjadi dokter hati yang patah, di antara remaja, dewasa muda, dan semua umat Allah,” kata sang uskup seperti diberitakan www.catholicnews.com (18/10).
Mgr Caggiano mengungkapkan, rahmat Tuhan yang ditawarkan melalui kehidupan dan kematian Yesus telah menyembuhkan hati terbebani oleh kerapuhan penyakit dan usia tua, hati yang berjuang dengan keraguan dan ketakutan. Yesus juga menyembuhkan hati yang mempertanyakan apakah saya baik dicintai atau akan pernah dicintai oleh siapa pun.
Saat Mendengarkan
Sinode pada dasarnya adalah saat untuk momen mendengarkan. Untuk mampu mendengar dengan jelas, dibutuhkan waktu, perhatian, dan keterbukaan pikiran serta hati. Dengan mendengar akan mampu membedakan tanda-tanda zaman. Sehingga sinode adalah karunia terindah yang Tuhan berikan kepada Gereja Katolik.
Hal demikian disampaikan Paus Fransiskus dalam angelus setelah misa hari Minggu di Basilika St Petrus Vatikan, 28/10. Bapa Suci mengatakan, “buah-buah” dari karya Sinode sudah mulai masuk proses “fermentasi”. Ia menjelaskan, Sinode Orang Muda adalah panen yang baik, dan itu menjanjikan anggur yang baik.
Ia melanjutkan, sinode tidak semata-mata tentang menyusun dokumen, meskipun itu berharga dan berguna. “Yang lebih penting adalah penyebaran cara menjadi dan bekerja bersama, dalam mendengarkan dan memahami, untuk sampai pada pilihan-pilihan pastoral yang mampu merespon realitas,” seperti diberitakan www.vaticannews.va.
Sementara dalam sambutan dalam sinode Paus Fransiskus mengingatkan kembali, bahwa Sidang Sinode bukanlah sidang parlemen. Ini adalah ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja. Untuk alasan inilah, informasi yang diberikan bersifat umum. Ia melanjutkan, hasil Sidang Sinode ini bukanlah dalam bentuk dokumen. “Saya telah mengatakannya di awal. Kita punya banyak dokumen. Saya tidak tahu apakah dokumen ini akan memiliki efek eksternal.”