HIDUPKATOLIK.com – Dalam usianya yang ke-25, Keuskupan Palangka Raya ingin menjadi semakin mandiri, misioner, dan peduli lingkungan.
UNTAIAN balon berwarna merah dan putih itu terangkai membentuk sebuah rosario. Pada salah satu pangkal rosario itu terdapat sebuah salib. Hari itu udara cukup cerah di Kota Palangka Raya saat untaian rosario dari balon itu pelan-pelan terbang ke angkasa.
Rosario dari balon ini di lepaskan setelah Misa Syukur 25 tahun Keuskupan Palangkaraya, di Katedral St Maria, Palangka Raya, Kalimantan Selatan, 21/10. Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo berkesempatan memimpin Perayaan Ekaristi ini didampingi, Uskup Palangka Raya Mgr Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka MSF.
Misa ini juga dihadiri Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, Uskup Sintang Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap, dan Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang.
Terus Berkembang
Setelah berjalan bersama 25 tahun, pesta perak Keuskupan Palangka Raya ini memiliki makna bagi seluruh umat. Ini adalah kesempatan untuk mengungkapkan syukur kepada Allah yang telah mendampingi, menyertai, dan memperkembangkan keuskupan dengan pelbagai anugerah-Nya yang luar biasa.
Mgr Sutrisnaatmaka mengatakan, bahwa pada saat ini umat merasa diteguhkan dengan kasih karunia yang telah dialami selama kurun waktu seperempat abad itu. Ia melanjutkan, pertambahan umat yang awalnya sekitar 35 ribu menjadi 81 ribu menjadi salah satu yang patut disyukuri. Perkembangan lain yang dicapai Keuskupan Palangka Raya adalah bertambahnya jumlah paroki, dari semula 15 menjadi 25 paroki.
Selain itu, jumlah imam diosesan juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, dari sebelumnya 6 menjadi 23 imam diosesan. Apabila ditambah dengan jumlah imam religius, saat ini Keuskupan Palangkaraya total dilayani oleh 64 imam.
Pertumbuhan pelayan pastoral tentu akan semakin berkembang. Berdirinya Seminari Menengah St Bernardus Rex Pacis (Raja Damai) Palangka Raya pada Juli 2002 juga disyukuri sebagai salah satu anugerah Tuhan. Selain itu, dengan dibukanya Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum pada tahun 2002 juga semakin memperkuat tenaga pastoral.