HIDUPKATOLIK.com – Why. 14:1-3,4b-5; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 21:1-4
YESUS memberikan pelajaran bagaimana Allah menilai pemberian. Pemberian seseorang ditentukan bukan oleh jumlah yang ia berikan, tetapi oleh jumlah pengorbanan yang terlibat dalam pemberian itu. Pemberian janda ini menuntut segala dari dirinya.
Itulah sebabnya Yesus memuji seorang janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan. Didorong oleh rasa syukur yang tinggi, sang janda ini memberikan seluruh miliknya. Ia ikhlas, tak ada rasa rugi sedikitpun di hatinya, walau sesudah itu ia harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan nafkah.
Kemiskinannya tidak menyurutkan niatnya untuk memberi persembahan syukur kepada Tuhan. Prinsip ini dapat diterapkan pada segala pelayanan kita bagi Yesus.
Ia menilai pekerjaan dan pelayanan kita tidak berdasarkan ukuran atau pengaruh atau keberhasilannya, tetapi berdasarkan kadar pengabdian, pengorbanan, iman, dan kasih yang tulus yang terlibat di dalamnya.
Kitab Wahyu menggambarkan umat Allah yang paling berserah dan setia di sepanjang zaman, menjadi salah seorang dari kelompok yang memiliki iman, kasih, dan pelayanan yang penuh penyerahan dan pengabdian.
Sr. Dr. Grasiana, PRR
Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St Tomas Aquinas Angelicum Roma